Oleh: Robertus nauw
Agama
bagi Manusia membuat manusia menjadi egois daripada mengembangkan cinta kasih
dan persahabatan manusia mengasingkan cinta kasih itu kedalam ego pribadi yang
sulit di bongkar. Manusia
sudah terpecah ke dalam individu yang murni egois yang mengejar kepentingan
egoisnya membuat luka semua unsur lain yang saling terkait dalam membangun
sebuah kebaikan bersama bagi semua yang nantinya membuat macet dalam diri
pribadi tuk malas berbaur. Tidak percaya, namun Dengan
percaya diri tanpa melihat siapa
yang berpotensi dalam masalah ini, kita akan meningkatkan kualitas personality.
Dengan kenaikan personality kita,
maka kita juga akan menaikkan
kualitas 'relationship' secara otodidak
(belajar sendiri).
Seorang pemimpin yang memulai dari bawah, kemudian terus naik sampai ke tingkatan tertentu di bidangnya, tidak hanya berhubungan dengan orang-orang di bawahnya. Lebih dari itu, ia juga akan meningkatkan kualitas networkingnya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas. Ia akan terlibat dengan orang-orang yang juga lebih tinggi kualitasnya, lebih tinggi keahliannya, dan lebih baik tingkat percaya dirinya. Dengan itu, percaya dirinya akan makin meningkat. Dan dengan itu semua, peluang keberhasilannya juga akan meningkat. Dengan percaya diri, kita akan bertemu dengan orang yang lebih menyenangkan, orang yang lebih baik kualitasnya, orang yang lebih terdidik, orang yang lebih memberi kesempatan dan peluang, orang yang lebih menarik, dan orang yang lebih nikmat bagi kita untuk berhubungan dengan mereka.
Seorang pemimpin yang memulai dari bawah, kemudian terus naik sampai ke tingkatan tertentu di bidangnya, tidak hanya berhubungan dengan orang-orang di bawahnya. Lebih dari itu, ia juga akan meningkatkan kualitas networkingnya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas. Ia akan terlibat dengan orang-orang yang juga lebih tinggi kualitasnya, lebih tinggi keahliannya, dan lebih baik tingkat percaya dirinya. Dengan itu, percaya dirinya akan makin meningkat. Dan dengan itu semua, peluang keberhasilannya juga akan meningkat. Dengan percaya diri, kita akan bertemu dengan orang yang lebih menyenangkan, orang yang lebih baik kualitasnya, orang yang lebih terdidik, orang yang lebih memberi kesempatan dan peluang, orang yang lebih menarik, dan orang yang lebih nikmat bagi kita untuk berhubungan dengan mereka.
Ada istilah
'hukum korespondensi', yang mengatakan bahwa 'dunia luar' di luar diri kita, adalah sebuah cermin sempurna dari
'dunia dalam' di dalam diri Anda. tabah dan belajar sendiri harus dimulai dari dalam.
Dan jika kita
berhasil
memperbaiki kualitas 'dunia dalam' kita,
maka 'dunia luar' akan mengikutinya. Jika
kita sukses dengan berhasil, maka kesuksesan
juga akan terjadi pada 'dunia luar'. Jika kita berhasil maka kita berpeluang
besar untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan diri pribadi, kehidupan sosial,
kehidupan pendidikan. Keberhasilan
meraih percaya diri, berarti keberhasilan meraih kontrol terhadap temperamen
pribadi. Itu berarti, Anda juga punya peluang besar untuk mengontrol
temperamen. bukankah Tuhan itu
maha adil memfirmankan Indahnya bulan ada di hati kita, Pemandangan langit dan lautan luas beserta
bintang gemintang, ada di mata kita.
Batasannya pun, tergantung kualitas penglihatan, Panasnya terik matahari dan api, ada di Jika
Anda punya kontrol terhadap temperan diri, maka Anda pantas mengontrol
temperamen dunia dan seisinya. Ramah atau tidaknya dunia ini, kita sendiri yang menentukannya.
Untuk
mencapainya, mulailah dengan mempercayai diri kita sendiri. Tuhan telah tenciptakan
kita dengan sempurna, dan Ia menginginkan kita mempercayai
hal itu, secara alami kita
sudah percayai akan Allah sendiri. Percayalah bahwa setiap
hambatan, hampir bisa dipastikan datang dari dalam diri sendiri. Setiap
hambatan akan men-sabotase dengan mencegah diri kita dari
mengambil tindakan. Tindakan
adalah segala aktivitas yang membuat hidup kita menjadi lebih baik. Resep keberhasilan
adalah tindakan, dan untuk bisa bertindak, kita perlu percaya. Untuk bangkita menata jiwa
yang terluka Mengoyak paksa nurani Kita
tetap suarakan perjuangan Walau
aku tau tak terdengar Tanpa
di undangpun kematian pasti dating, Ibarat
karma ataukahn ini ulah dari kebodohan Seperti
bom waktu kita
dikucil. Kalau
kita boleh mengeluh, kenapa tidak? Jalan masilah jauh, maka seuh itu pula kita terus mengeluh! Dunia kita satu, kepercayaan kita pun satu, apalagi diikat dengan aliran
gereja yang sama kenapa
kita tidak bersatu. Ini bukan
pertanyaan yang harus dijawab ini hanya prolog yang harus dibahasakan.
Hatiku sedang gunda Rasanya ingin menjadi pemberontak Satu lagi sejarah air mata, yang lahir di tempat yang tak perlu ada air mata. Wadah
perhimpunan pemuda Gereja harus jadi
mata air. Namun faktanya omong kosong. Ah.....Aku
bosan, terus bersuara tentang perubahan
bagi generasi muda namun tak didengar, kalau pun didengar tidak
diiterpretasikan. Lumpur kebosanan ini Lantas aku mencari yang lain seperti kaum
shopia, Gorgafob, Pyrhos, Plato, Karl Marx atau Marten Luter yang menentang
ajaran manusia dalam beragama tanpa menentang Tuhan Allahnya sendiri? Ah...sekali lagi aku bosan, berpikir terus namun
terbunuh di alam pikir. lebih baik aku
berTuhan tanpa agama, toh lagian tak ada yang bisa merasionalkan Tuhan dalam
agama itu sendiri, kalaupun kamu bisa tolong berpikir bersamaku tentang hal
konyol seperti ini “ Tuhan Apa Agama Mu?” Aku maniak kaum “Shopya” yang menganut paham Nihilisme yang dasar pijaknya
meragukan kebenaran dan menganggapnya tidak ada.
Gereja saat ini gagal mengajarkan tentang hal kebaikan,
karena semua jemat dari konteks pemuda belum
berhenti menipu untuk mencari simpati, atau saling Membunuh dalam ajaran
fanatisme yang sesat, atau mungkin saat ini kita disesatkan oleh orang-orang
yang juga tersesat dari jalan berpikir. Kalo memang tidak, tersesat mengapa
generasi muda penerus gereja lebih khusus di tinkal lokal tak ada yang secerdas
pemuda zaman dulu seperti Yosua, Daud dan tokoh-tokoh muda angkatan lainnya.
Namun saat ini kita lebih bangga karena lebih dalam konteks yang negatif,
menonjolkan egoisme, bekerja hanya untuk mencari pengakuan manusia, menipu
untuk urusan semu bahkan pemuda itu sendiri terlibat dalam segala maca analisir
dan politisir pemuda dalam hal ekonomi, politik, sosial dan agama tinggal iman
(nurani) saja yang belum di politisir oleh pemuda, kalo sampe hal ini sudah dipolitisir
biarkan jiwa pemuda mengelayut dan beterbangan seperti kapas-kapas di langit
seperti tanpa iman, tidak mampu
menjadi teladan, atau membangun
semangat dan ketabahan, mempengaruhi
dan memberikan dorongan dari belakang, selalu
waspada mengawasi serta sanggup dan berani memberi koreksi, dapat menetapkan skala prioritas, sederhana,mempunyai sikap loyal, terus terang ,siap untuk proses regenerasi.
Itu karena pemimpin dari kalangan pemuda tidak memimpin dengan
visi. Mereka memperoleh gagasan dan membagikannya kepada yang lain, dengan
penuh harapan sambil berinteraksi dengan Allah. Kadang kala gagasan itu
merupakan gambaran mental dari suatu masa depan yang mungkin yang didasarkan
pada prinsip‑prinsip Alkitab dan digabung dengan imajinasinya. Gagasan inilah
yang menggairahkan mereka dan mengisinya dengan hasrat yang membara. Mereka ingin orang lain melihat apa yang
mereka lihat dan menyatakan betapa pentingnya gagasan itu. Seorang pemimpin
tidak selalu mengembangkan suatu visi yang baru dan unik, tetapi bisa mengambil
dari visi orang lain. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pemimpin yang
terbaik tidak selalu merupakan orang yang paling kreatif dalam kelompoknya,
meskipun memang kenyataannya kreatif mereka berada di atas rata‑rata.
Apakah
visi seorang pemimpin itu asli atau dari orang lain tidaklah begitu penting.
Pemimpin yang baik menggunakan banyak cara untuk mengkomunikasikan visi mereka,
menggandeng gambaran masa depan dengan realitas masa lalu, dengan menunjukkan
bahwa gagasan itu lebih baik dari pada tidak bertindak apa‑apa (status quo).
Mereka dapat menjelaskan apa yang terutama dalam visi itu sehingga mereka rela
menderita karenanya.
Apakah kau setuju denganku, Semoga
saja! Jika tidak sepakat mungkin ini
kamuflase dari penulis secara pribadi. Namun kita tetap sepakat dalam dunia ide,
karena sepakat itu sendiri adalah benar. dan definisi benar itu lalui proses
kesepakatan bersama. SEMOGA