(Sebuah
Refleksi kritis atas Gereja Yang Mengganti Posisi Israel di Hadapan Elohim)
Oleh: Robertus Nauw
“Kita lahir
dan hidup ditengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan, namun jangan sampai dogma,
doktrin dan telogia bangsa juga buat kita buta mengenal Yesus yang pertama-tama
sebagai Tuhan dan Kristus atas Israel, baru kemudian kita bangsa non Yahudi”
Manusia tidak bisa hidup seorang diri,
dimana dan kapan pun, manusia senantiasa memerlukan kerja sama dengan orang
lain. Membentuk pengelompokan sosial diantara sesama dalam upaya mempertahankan
hidup dan mengembangkan kehidupan. Demi kelangsungan hidup untuk mewujutkan
lingkungan yang serasi diperlukan kerjasama kolektif dan diantara sesama untuk
melaksanakan aturan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota.
Pembaca yang budiman, kalau dalam
tingkatan jasmani saja seperti itu, kenapa kita tidak perna berpikir,walau
hanya sejenak untuk perkara rohani terkait hubungan kekekalan antara bangsa
kudus (Yahudi) dan bangsa kebenaran (bangsa Kebenaran). yang mana jelas-jelas
Yesus Kristus Anak Daud Dari Nasaret Raja Orang Yahudi sendiri bertindak sebagi
contoh dalam kehidupan di zaman-Nya. juga membutuhkan orang lain mulai sejak
lahir, lalui masa penderitaan bahkan sampai mati pun Raja Orang Yahudi
memerlukan orang lain, ini sebuah refleksi yang dalam dimana anak Elohim yang
maha tinggi sekelas Yesus saja butuh bantuan orang lain, apalagi manusia yang
sia-sia, apa dasar kita menolak Israel? padahal Kalau Percaya Yesus, percaya juga nabi-nabi Tuhan.
Sebuah refleksi akan perjalanan
panjang iman kristen di dunia, di
indonesia dan perjalanan iman generasi papua yang mana selama ini
mengekspresikan kegalauan mereka sebagai kaum terdidik atau kaum pembelajar
menuju terpelajar yang selalu mencari ruang dan bahkan membuat ruang sebagai
wadah ekspresi, pendidikan, pembelajaran dan melakukan pengkaderan dengan
mengutamakan doktrin, dogma gereja dan visi missi jemaat berdasarkan sinode
masing-masing, tanpa memperhatikan akar dari segala firman sejati berdasarkan
Alkitabiah yang tidak perna salah soal israel. yakni kembali ke Alkitabiah,
kembali ke akar-akar Yahudi. Bangsa pilihan dan orang-orang kudus di tanah
perjanjian butuh dukungan doa dari kita yang tidak melihat namun percaya kepada
Elohim Israel berdasarkan (Bilangan 6
:22-27) sebagai ucapan berkat iman. dan sekali lagi salah besar kalau
gereja (gembala-gembala sidang) gunakan ayat ini sebagai ucapan berkat atas
jemaat diakhir ibadah, karena kita tidak bisa menggantikan posisi israel di
hadapan Elohim, sampai kapan pun.
Atau memang generasi ini benar-benar
buta rohani, atau sengaja dibuat buta
dan apatis oleh doktrin, dogma gereja yang melupakan Israel berabat-abad
lamanya. padahal Tuhan Semesta
Alam adalah Elohim Israel Sendiri Memperjuangkan Perkara Israel, Nabi-Nabi
Memperjuangkan Perkara Israel, Tuhan Yesus memperjuangkan
perkara Israel,
Murid-Murid
Memperjuangkan Perkara Israel. dan Rasul-rasul pun Memperjuangkan Perkara Israel. lalu kita perjuangkan perkara siapa, apakah perkara gereja masing-masing?? ini keliru pa, ibadah itu kiblat harus jelas.
Wujutnyata itu bisa dilihat dari orientasi
perjalanan organisasi gereja itu sendiri dan sikap individu dari kelompok
tersebut dengan satu kekuatan tawar-menawar yang tidak berkurang melainkan
bertambah dimana generasi gereja sekarang dan pendahulunya, semakin sadar bahwa
kita sudah berpikir mundur jika kita
bicara tentang Israel, Sehingga pada
tatanan ini, kita menarik sebuah benang merah yang pendek katanya “Israel
rohani yang diperhitungkan Tuhan, disaman anugerah ini” padahal ini kesalahan
dan kekeliruan terbesar, Elohim ikat
perjanjian bukan dengan Israel Rohani, namun dengan Israel jasmani. Kalau
sampai israel rohani (kita non yahudi) lupa, itu berarti generasi kristen
sekarang dan akan datang tidak lagi mengerti makna dari, Silsilah Yesus Kristus
Yang Datang Dari Keturunan Daud. Bahkan secara tidak lansung gereja tidak mengakui bahwa Alkitab
Adalah Satu-Satunya Dasar Kebenaran, padahal Alkitab sendiri tidak perna salah
tentang Israel !!
UNTUK DIRENUNGKAN:
Tuhan sendiri yang memberi
nama kepada Israel. Kejadian 32:28, Tuhan Ingat akan Perjanjian-Nya. Keluaran 2:23 , Keluaran 2:24 Keluaran 2:25,
Tuhan
Sendiri Yang Menemukan Israel di Pandang Gurun. Ulangan 32:10. Tuhan Sendiri Yang Telah Memberikan tempat perhentian bagi Israel. I
Raja-raja 8:56
Sehingga tingkatan doktrin yang tidak tunduk
kepada injil, jelas membuat generasi kristen di papua memiliki budaya rohani toleransi
dan patut dipertanyakan, karena masih bingung tentang identitas mereka dalam
mengikut Tuhan. Dogma, doktrin dan telogia mengajarkan umat meninggalkan
Alkitabiah, adalal hal yang tidak perlu ditoleransi, dasar untuk lupa akan
identitas dan jati diri sebagai anggota jemaat dan warga kerajaan Elohim, itu
jelas salah !!
karena
menganggap gereja sudah berdiri pada posisi menggantikan Keistimewaan Israel
jasmani di hadapan Tuhan. sekali lagi itu visi manusia yang keliru !! karena visi Tuhan tidak perna keiru
Yang menjadi pertanyaan, apa generasi
papua sekarang memiliki semangat bergereja yang, ingin menggantikan posisi
israel di hadapan Elohim? Apakah kita bangga jadi pemuda rohani (Papua) yang
ingin membantah dan merubah ketetapan Elohim atas Israel dalam Firman? dan apakah kita bangga jadi generasi salah
asuh yang tidak didik berdasarkan Alitabiah?.
Padahal Injil jelas menulis Tuhanlah Pencipta dan Pendiri Israel. Yesaya 43:15.
Tuhan Telah Melukiskan Israel di
Telapak Tangan-Nya. Yesaya 49:16.
Tuhan Sendiri Yang Akan Menyelamatkan Israel. Yesaya 46:3 & 4. Tuhan Sendiri Akan Menjadi Bapa Bagi Israel. Yeremia 31:9 , Yesaya 63:16 dan Tuhan Sendiri Memperjuangkan Perkara Israel. Yeremia 50:34 Anehnya
firman jelas lalu, mengapa ada orang papua mengagumi bangsa-bangsa bukan
Yahudi, sebagai pahlawan rohani dinegeri ini bahkan mereka (orang papua
tersebut) Rela membela doktrin, dogma dibandingkan berpegang teguh pada injil sejati
yang merupakan kekuatan Tuhan. lebih dari Dogma, dogtrin dan telogia sendiri.
Ingat Israel Jasmani Hari Ini
dilupakan oleh gereja, namun Elohim tidak perna melupakan mereka, selagi hukum
alam belum berubah Israel tetap ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.
Paling tidak kita bangsa lain adalah orang-orang berhutang yang harus mendukung israel dengan
serius karena kita telah mendapat harta
rohani orang israel, yakni firman, ibadah, nubuatan, janji, dan kemuliaan (Roma 9:4-6)
Apakah atas kesalahan mereka Elohim menolak
mereka? sekali-kali tidak Elohim tidak perna menyesal mengikat perjanjian
dengan mereka. (Roma 3:3-4) Itu berarti
Elohim tidak akan menolak mereka. yang menolak mereka adalah dogma, doktrin dan
telogia gereja yang kita anut. Ingat.... menolak israel berarti kita menolak Yesus
sebagai Kristus dan Tuhan atas Israel, menolak israel berarti kita menolak
bangsa milik Yesus secara jasmani yang menurunkan Dia ke bumi, menolak israel
jasmani samadengan menolak kenabian, pengajaran dan rencana Elohim yang besar
atas israel. karena Yesus diutus jadi Nabi
atas Israel.
Kita menolak
israel berarti kita menolak suku milik Elohim, menolak Yahudi berarti kita
menolak suku milik Yesus yang lahir dari suku Yehuda. Sampai hal itu
terjadi atau ada dibenak kita, berarti Iblis jauh lebih baik dari diri kita
karena, iblis saja mengenal jati diri Yesus dengan benar “Yesus Anak Elohim
yang maha Tinggi, jangan engkau menghukum kami, tapi usirlah kami masuk ke
dalam babi-babi itu” kalo iblis saja kenal trus kita ini berguru pada siapa,
kasian kita jauh lebih buruk dari iblis? Sampai kapanpun, Bangsa kudus yang
kepada mereka Elohim ikat perjanjian, dan kita bangsa nonyahudi Tuhan hanya beri
kita pertumbuhan dalam hal kebenaran sehingga kita disebut orang-orang benar. Kalau
bangsa lain telah dan sedang berjalan dalam kekeliruan rohani yang besar, paling
tidak bangsa papua jangan terlibat agar tidak ada pembantaian kebangsaan di
bukit sion kelak, agar papua disona
nyaman. caranya: berdiri bagi israel, mengasihi israel dengan sungguh-sungguh,
Ayo....tunggu apa lagi, kibarkan Panji Raja
di atas papua dan beritahu dunia Yesus Raja Atas Israel dan kami. serta beritahu
dunia bahwa cinta papua pada israel adah cinta yang kekal. [RN]