Minggu, 03 Mei 2015

Robertus: Pembungkaman Kolomnis, Sebuah Pembatasan Kebebasan Berdemokrasi



Sorong,SSC Untuk menyikapi cara-cara  pembungkaman ruang demokrasi di Jajaran pemerintah kota sorong kami mendesak pemerintah agar jangan anti terhadap kritik
Pembungkaman kolomnis yang dilakukan oleh pemimpin di Kota Sorong, terhadap salah seorang penulis artikel pada harian radar sorong edisi 25 April 2015 atas nama Penulis Dr. Natalsen Basna, S.Hut yang berbuntut pada penyelesaian secara adat yang dilakukan oleh kepala kampung Minggu, 3 Mei 2015 di Kota Sorong. Sesuai undangan yang tertera. menimbulkan dinamanika yang tidak mendidik di masyarakat, bahkan wacana ini ke depan diprediksi menjadi bola liar. 

“Sudah lebih dari perang kata-kata dan akan menjurus ke pembunuhan karakter masing elit yang berkepentingan, maupun kelompok presur yang selama ini mengkritisi dan memberikan masukan pada pemerintah dalam mengambil kebijakan yang lebih mengutamakan kepentingan akar rumput.” 

Hal itu disampaikan oleh Kordinator Aktifis Lembaga Intelektual Papua Cabang Kota Sorong Robertus Nauw, S.Kom menyayangkan sikap yang dilakukan oleh para oknum pejabat terhormat tersebut. 

Dirinya merasa, intimidasi tersebut sebagai sebuah pembatasan atas kebebasan berdemokrasi atas realita yang selama ini disembunyikan oleh pemerintah daerah kota sorong.

 “Padahal  tujuan utama dari menulis artikel sebenarnya meberi saran dan kritik atas kebijakan yang dinilai mengabaikan rakyat kecil, karena masyarakat bukan kerbau yang lantas di tarik kesana kemari, masyarakat juga butuh kepastian hidup, hak untuk mencari nafkah mendapat pekerjaan dan lain sebagainya. walau itu sepahit apapun sebagai pemimpin harus siap untuk merefleksikan hal itu. Karena melalui menulis mereka mengangkat  suatu persoalan yang kontrofersial dan memberi pendapat pribadi dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut.” 

kalau memang yang ditanggapi dengan pembungkaman, maka sudah saatnya pemerintah yang anti kritik harus diantisipasi karena 

"kalau usul masyarakat di tolak dan kritik di bungkam tanpa alasan kebenaran pasti terancam, padahal menulis itu bagian dari dialetika pengembangan berpikir secara rasional dan senjata ktirik sosial yang ampuh, apalagi artikel adalah karya jurnalistik yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh penulis dan difasilitasi oleh media penyedia kolom artikel itu sendiri.” Ujarnya