Segera terbit buku berjudul jurang penderitaan, karya penulis Har El (nama pena dari penulis Robertus nauw) semoga saja buku ini, mampu mendapat tempat di hati disetiap kita, gambaran umun buku ini seputar Proses politik di Papua Barat seakan terus
memarjinalkan masyarakat kecil. Pertanyaanya berkisar pada, Apa sebenarnya
peran mahasiswa dalam kelompok penekan (presour
group)? Ada rasa syukur karena pada kesempatan ini pertanyaan tersebut dapat
terjawab lewat terbitnya buku ini.
Sebuah tulisan yang coba
ikut memberikan presur dan solusi lewat opini yang dibangun
bangun melalui media lokal yang ada di Papua dan Papua Barat, terlebih juga
sebagai gerakan moral yang disuarakan melalui sebuah konsep yang percaya bahwa
trasfofmasi tidak mungkin terwujud tanpa adanya transformasi pribadi. Mengapa?
Kita tahu bersama bahwa masyarakat merupakan kesatuan individu-individu, oleh
karena itu untuk melakukan sebuah perubahan sosial, maka tidak dapat tidak,
haruslah didahului dengan perubahan pribadi-pribadi. Dan bagaimana proses
perubahan pribadi-pribadi? Langka pertama haruslah dilakukan perubahan
terhadapa paraigma (pola pikir).
Buku ini adalah kumpulan
tulisan tentang segala rangkaian peristiwa yang menunjukan bahwa zaman boleh
beralih, namun akar dari semua itu (pengapdian yang sungguh pada rakyat) tidak
boleh tercabut, karena ini akan menjadi penuntun jalan kita untuk pulang dan
mengeja kembali nasionalisme papua kita yang hilang diantara carut marut dan
gegap gempita zaman Otonomi Khusus ini.
Pemerintah
perna mencoba membantu dengan caranya sendiri walau sering kali
dirasakan tidak ada hasilnya, alasannya karena mereka tak selalu betul-betul
memahami kebutuhan warganya, seperti aku yang berasal dari masyarakat marjinal,
juga tak selamanya layak di dengar karena kemungkinan untuk salah juga besar. Apa
pun itu, yang jelas setiap tulisan ini berusaha menggali atau potret tentang
sisi terdalam masyarakat, tulisan ini bukan bermaksut mencari siapa yang benar
atau salah tetapi lebih tentang kumpulan pengalaman masyarakat yang tergadaikan
.
Lewat tulisan ini juga aku ingin sekali
pembaca mampu mersakan kehidupan sehari-hari masyarakat kecil. Aku ingin kita
mampu melihat bahwa mereka tak seperti yang dibayangkan banyak orang sekalipun
mereka terjebak dalam jurang penderitaan namun mereka masih tetap bertahan
dengan kerja keras mpertaruhkan nyawanya untuk sebuah kebahagiaan anak-anaknya,
membuat tidak sedikit dari mereka yang meninggal, frustasi dan merana mencari
kehidupan yang layak. Kita akan terkeujut jika mengetahui arti bahagia di mata
mereka, begitu pula arti sejahtera. Banyak mimpi tentang hari esok yang lebih baik
tapi banyak diantara mereka begitu sulit dipertahankan asa ini, karena terlalu
coba bangkit dari jurang penderitaan.
Walau
buku ini dari kumpulan artikel artikel yang terpisah, semoga saja tulisan ini masih relevan denan
situasi dan kondisi kehidupan kontenporer sekarang ini.
Penulis: Har El (nama pena Robertus Nauw)