"Kejujuran bisa dibohongi, tetapi kebenaran tidak bisa dibohongi."
Oleh, Abraham Goo
Dalam
pidato kemerdekaan RI, Soekarno mengatakan bahwa wilayah kemerdekaan Indonesia
adalah dari Sabang sampai Amboina.
"Klaim Irian Barat adalah bukan klaimnya
Soekarno, Klaim Irian Barat adalah bukan klaimnya Indonesia, bahwa Indonesia
merdeka adalah dari Sabang sampai Amboina." Sangat jelas.
Menjadi salah
satu alasan orang Papua, yang terus memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri.
Sejarah telah membuktikannya, bahwa Papua bukan Indonesia, Indonesia bukan
Papua. Selain sederet alasan konkret lain, seperti cacatnya PEPERA 1969, berbagai
pembunuhan sistematis yang terus menghantui hidup Orang Papua dan lainnya.
Selain Orang
Indonesia/Melayu merusak tatanan hidup Orang Papua, mereka juga menutup ruang demokrasi Rakyat Papua.
Jika ada
Orang Papua melakukan aksi damai berkaitan dengan Tanah Papua, dalam menuntut
hak-hak mereka, orang-orang tersebut akan ditangkap, dipukul, bahkan ditembak mati.
Contoh. Kasus penembakan yang menewaskan satu orang
pelajar dan dua diantaranya kritis, pada (23/09/2013) di Waghete, Kabupaten Deiyai.
Ini membuktikan
bahwa ruang demokrasi Rakyat Papua dalam menuntut hak sebagai manusia masih
dibungkam Negara Republik Indonesia. Dan bila tidak ada respon dari dunia
internasional, ini sekalian membuktikan bahwa dunia tidak menghargai Hak Asasi Manusia
Papua.
Kemudian,
sangat mengherankan jika situasi Tanah Papua dipublikasikan oleh Indonesia
bahwa aman-aman saja, sementara jurnalis Internasional dilarang meliput di
Papua dan memotret realita hidup Rakyat Papua yang sebenarnya.
Indonesia
selalu menjadi pintar berbohong kepada negara-negara lain di dunia, dengan
alasan geografis dan keamanan di Papua kurang bagus.
Artinya,
Indonesia takut masalah Papua diangkat menjadi isu penting yang harus segera
dibicarakan, demi penuntasan akar masalah Papua.
Jika tidak demikian,
percuma Indonesia dan negara-negara di dunia menghargai Hak Asasi Manusia,
sebagai hak mendasar yang dimiliki setiap manusia, sementara Hak-Hak Rakyat
Papua selalu dibungkam.
Sangat
jelas, bahwa status Papua dalam Indonesia adalah illegal. PEPERA 1961 berjalan
dengan penuh manipulasi, antara Indonesia dan Amerika, antara negara-negara
penguasa saat itu.
Mengapa
Indonesia begitu keras kepala mempertahankan Papua, sementara diskriminasi
bahkan pembunuhan selalu ada untuk orang Papua?
Mungkin,
karena Sumber Daya Alam Papua yang disebut-sebut sebagai kebanggaan Indonesia
dan dunia? Entahlah. Akhirnya, itulah mungkin yang menjadi alasan mendasar
Indonesia dan dunia mempertahankan Papua untuk dijajah.
Dalam
realitas, Orang Papua dipaksa menjadi Indonesia, mulai dari bahasa, sampai tata cara
hidup sehari-hari.
Jika masih
ada orang Papua yang tidak sesuai dengan realita hidupnya Indonesia, maka
mereka dianggap bodoh, tidak tahu apa-apa, masih terbelakang. Bahkan jika
melanggar, akan dikenakan hukum-hukum tertentu yang sesuai dengan UUD 1945
Indonesia dan sekaligus menjadi aneh bagi rakyat Papua.
Apakah
Indonesia benar-benar akan menjadi bangsa besar, sementara sejarah bangsanya
tidak dihayati dan dihargai, dan tidak menghargai sejarah bangsa Papua? Artinya, mereka memanipulasi sejarah bangsa negara
lain untuk dijadikan sejarah bangsa Indonesia, seperti sejarah Papua yang
dimanipulasi.
Sangat
keliru, jika Indonesia menganeksasi Papua menjadi bagian dari Indonesia
berdasarkan sejarah. Karena sejarah dan realita Rakyat Papua berbeda dengan
sejarah dan realita Indonesia.
Maka,
penuntasan masalah Papua segera mungkin realisasinya.
Antara
Jakarta dan Papua harus duduk membicarakannya berdasarkan kebenaran yang memang
benar adanya. Ini semua harus dipikirkan
bersama, demi kedamaian bagi kita semua, sebagai manusia yang menghargai Hak
Asasi Manusia, sebagai hak mendasar kita, manusia, yang hakiki.
Abraham Goo, mahasiswa
Papua, kuliah di Yogyakarta.
sumber: majalah selangkah.com
sumber: majalah selangkah.com