Rabu, 16 Oktober 2013

Mahasiswa Sebagai Kekuatan Politik


Oleh: Robertus Nauw

Bagaimanapun di jegal oleh berbagai peraturan kampus, mahasiswa adalah sesuatu kekuatan politik yang besar. Itulah sebabnya para elit kekuasaan memanfaatkan mahasiswa untuk menjatuhkan penguasa, seperti jatuhnya soekarno pada tahun 1966. Soeharto walaupun mengintimidasi mahasiswa dengan melrang mendirikan senat mahasiswa yang yang digabung menjadi dewan mahasiswa, akhirnya pun jatuh juga oleh kekuatan mahasiswa pada tahun 1998.
Mahasiswa, merasakan betul bahwa mereka baru saja tamat sekolah menengah tingkat atas baik dari sekolah umum maupun kejuaruan, begitu duduk di bangku perguruan tinggi, terasa dunia milik mereka, apalagi dengan semangat membara ingin memperjuangkan dan memenangkan kebenaran, ditambah oleh kuliah oleh dosen-dosen mereka yang idealis. Dengan konsep yang tidak terlalu jelas mereka akan mengumandangkan protes, demonstrasi dan tawuran kepada pemerintah yang dianggap korup, dekadensi, tidak adil, biasanya disebabkan kenaikan yang juga mereka rasakan di kampus-kampus, misalnya karena kenaikan SPP, dan lain sebagainya. Semangat mereka tinggi walaupun dengan persiapan yang tidak terlalu matang. Untuk sebagian mahasiswa, semakin ditonton oleh gadis-gadis cantik atapun pacar mereka, semangat untuk demonstrasi semakin membara.
Kampus memang tempat mimbar bebas yang mengawali seorang mahasiswa mengenal kehidupan politik, kendati pun yang bersangkutan bukan dari jurusan ilmu politik atau ilmu sosial lainnya. Berita-berita di koran yang yang memelas serta memperihatinkan terasa dapat mereka perjuangkan dalam sekejap. Sehingga dengan begitu mereka akan menjadi pahlawan. Semangat mahasiswa ini didorong pula oleh fisiknya yang masih mantap, dan selama ini mereka mendengar masyarakat mengidolakan mereka, terutama di daerah perkampusan para mahasiswa menempati tempat yang disoroti umum, mahasiswa ini kemudia mempengaruhi masyarakat untuk ikut dalam demonstrasi mereka.
Membuat “Kekuatan politik bangsa ini bukan saja tertuju pada Partai politik, sebagai salah satu dari infra struktur politik (organisasi politik) yang resmi seperti partai politik, perkumpulan, buruh, tani, militer dan lain-lain. Tetapi ada pula organisasi abstrak yang tidak resmi namun sangat menguasai keadaan sebagai elit power, disebut juga dengan grup penekan (pressure group) seperti kelompok kesukuan, fanatisme keagamaan dan dan kelompok tertentu yang berdasarkan almamater” (Inu kencana syafiie, 2005). SEMOGA