Oleh: Robertus Nauw
Sebagai salah
satu Sekolah Tinggi Komunikasi Pertama Di tanah Papau, membuat
STIKOM Muhammadiyah Jayapura menjadi sekolah tinggi yang banyak diminati pemuda
yang bercita-cita ingin menjadi
jurnalis. Yang terkenal dengan disiplin ilmu Komunikasi massa (Jurnalistik) dan
disiplin penyiaran, dua jurusan yang diyakini mampu menciptakan mahasiswa
menjadi jurnalis yang handal dibidangnya.
Dimana hal ini (proses pembelajarannya) bisa dilihat lewat aktifitas
belajar mengajar. Di kampus tersebut semakin, disamping itu lembaga perguruan
tinggi pun selalu berbenah mengikuti tuntutan zaman (kemajuan). Namun yang
menjadi janggal dan menciptakan pertanyaan besar adalah bagai mana mungkin ilmu
itu dapat diterapkan di masyarakat kalau hanya sebatas teori melulu. Selama
empat tahun mahasiswa menuntut ilmu tanpa melakukan sebuah pelaksaan secara
nyata di lapangan. Bukankah Ilmu itu harus seimbang antara teori dan praktek?
Kita (Akademisi dan mahasiswa) itu sendiri perlu banyak berbenah, ini sebuah
kritik untuk lembaga perguruan tinggi yang tidak memberi ruang atau wadah
(lembaga pers mahasiswa) bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
bertahun-tahun ditekuni di kampus.
Alasan Pers
mahasiswa adalah aset yang terkubur, karena lembaga ini sendiri bergeming
sebagai sekolah tinggi kounikasi, anehnya tidak meiliki lembaga pers mahasiswa
kalaupun ada itu hanya sebatas mading namun, tidak terurus dengan baik
(profesional). Dan Sebagai salah satu Organisasi senat mahasiswa yang lebih
dikenal dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi intra kampus, dapat berfungsi sebagai pusat aktifitas dan kerja organisasi di kampus
sebagai wadah dalam mendidik mahasiswa untuk berorganisasi. mengingat urgennya BEM bagi mahasiswa, maka pendidikan dan pembelajaran
memerlukan penanganan secara khusus dan sistematis, melalui berbagai kegiatan yang
di rancang. Organisasi Badan
Eksekutif mahasiswa (BEM) dalam menyiapkan mahasiswa yang mandiri
dan berkarakter, guna menghadapi persaingan Lokal, nasional dan global diera
Reformasi dan Demokrasi, sejati-nya, sebagai anak bangsa Indonesia yang hidup
kaya dengan sumber daya alam (SDA). Tentu menuntun berbagai pihak untuk
berkompetensi. Namun pihak lembaga dan mahasiswa lebih pada retorika semata
dan jauh dari yang namanya menulis (pengembangan pers mahasiswa) sebagai wadah
unuk berlatih mempertajam disiplin ilmu mahasiswa sebagai ahli dibidang
jurnalistik.
ini sebuah realita yang jauh dari sebuah fakta tentang, sekolah tinggi ilmu komunikasi (STIKOM)
muhammadiyah jayapura hadir untuk dan
menyiapkan sumber daya manusia di pelbagai disiplin ilmu, pada sendi kehidupan
dengan konsentrasi; bidang Konsentrasi;
Publik Relations(S-1), -Konsentrasi Jurnalistik (S-1), dan Konsentrasi Brokesting /Penyiaran (S-1). Dalam kemandirian
papua dan bangsa Indonesia, pada persaingan disiplin ilmu
pengetahuan dan teknologi (teknologi komunikasi) mahasiswa sekolah tinggi ilmu komunikasi
(STIKOM) muhammadiyah jayapura
guna menciptakan manusia papua yang berkwalitas di bidangnya dan berahlak muliah, dengan tujuan
mencerdaskan anak bangsa (papua) yang siap kerja dipelbagai lembaga. pemerintahan baik negeri dan swasta, guna berperan sebagai sarjana Komunikasi yang
siap membangun Papua dan menciptakan
kedamaian ditanah papua,
dan bangsa
Indonesia seutunya.
Sebenarnya adalah peluang yang besar dalam menciptakan
mahasiswa sebagai seorang jurnalis yang handal dan menguasai bidangnya sebagai
mahasiswa komunikasi. Bertolak
dari pemkiran diatas; bahwa, pengalokasian kebutuhan organisasi, perancangan kegiatan yang mengakomodir kebutuhan mendasar
mahasiswa. Untuk menyalurkan kreatifitas sebagai mahasiswa untuk terus
berlatih sebagai seorang jurnalis, dan melahirkan pemikiran yang
cemerlang serta penerapan ide terbaik di bidannya sehingga hasil yang diinginkan akan berdaya guna, kepada pihak yang membutuhkan. kiranya ini
merupakan amanah dan kepercayaan terhadap tugas yang diemban kepada kami, sehingga sedapat
mungkin sekretariat mempunyai fungsi ganda untuk membangkitkan optimisme dan
mahasiswa sebagai jurnalis. Bukan hanya sebatas teori namun lebih pada
pelaksanaan yang nyata di lapangan.
Organisasi
sebagai wadah perkaderan dalam membentuk
karakter kader yang
mandiri. Sebagai
organisasi mahasiswa yang mengklaim diri sebagai wadah pendidikan dan wadah Perkaderan mahasiswa, yang mampu mengaplikasikan
ilmu dengan pola kemandirian kreatifitas di bidangnya. Wadah berkumpul dalam
menyatuka pikiran untuk membangun kerangka
Kerja berjaringan antara sesama
mahasiswa, pada internal dan eksternal dalam pencapaian tujuan bersama.
Membangun Konsolidasi Mahasiswa guna mendorong proses pembangunan ditanah papua
dalam menciptakan perdamaian dan Keadilan papua dalam kesatuan bangsa Indonesia. Mengupayakan gerakan
mahasiswa yang berbasis Intelektual lewat
pers mahasiswa. Meningkatkan pemahaman mahasiswa STIKOM terhadap
ilmu Konsentrasi pada tiap bidang dalam implementasinya. Memberikan pemahaman
kepada mahasiswa terhadap fungsi dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa
dibidang komunikasi. Menanamkan semangat loyalitas dan dedikasi
mahasiswa terhadap Kampus, (STIKOM Muhammadiyah Jayapura. Meningkatkan pemahaman mahasiswa pada dunia
Kerja Pers dan Jurnalistik, pada media
Cetak dan Elektronik. Adanya
pemahaman/hasil input dari
mahasiswa tentang cara penggunaan dan
pemanfaatan alat Komunikasi yang baik dan benar. Tidak hanya di teori namun lebih pada praktek atau pelaksaan di lapangan.
Cara terbaik untuk meningkatkan sebuah
kemampuan adalah dengan terus melakukannya dan berlatih. Contoh sederhana
seorang sopir akan mahir mengendarai mobilnya, bila setiap hari dia selalu
berada di balik kemudi. Untuk Praktik, praktik dan praktik. Sesekali saja dia
membaca buku atau bertanya kepada orang lain, untuk menyempurnakan caranya
berkendara. Sesekali pula dia melihat orang lain melakukannya, lalu dia tiru.
Begitupun menulis. Menulislah terus, dalami teori dan perbanyak praktik, praktik dan seterusnya. Sebagai seorang
yang ahli di bidang komunikasi, kita selalu memperbaiki kemampuan dengan cara
itu. Agar selalu menulis setiap saat, karena telah ada media yang kita miliki
untuk berlatih. Dengan cara itu, saya yakin kemampuan kita sebagai seorang
jurnalis nantinya akan selalu (sedikit) berubah ke arah yang lebih baik. Tentu
saja dengan sejumlah kegiatan penjunjang lainnya.
Agar pandangan yang kita yakini
pers sebagai alat kontrol sosial memiliki kesesuaian dengan penguatan gagasan
bahwa pers (pers mahasiswa) sebagai pilar dalam demokrasi dan merupakan institusi
yang berpengaruh terhadap tiga pilar lainnya dalam tata kepemerintahan
(Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif) yang dapat memainkan peranan dalam
kaitannya dengan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik masyarakat.
Dengan posisi tersebut, maka pers layak
menjadi suatu kekuatan yang dapat mendukung sebuah transformasi sosial. Namun
sekali lagi, pers tidaklah berdiri sendiri. Pers harus dilihat dan didudukkan
dalam konteks sosiologis masyarakat secara keseluruhan, karena transformasi
masyarakat memerlukan sebuah konstruk dan struktur sosial, budaya, ekonomi dan
politik tertentu. Dengan kata lain, pers barangkali harus disejajarkan dengan
merebaknya isu-isu kemanusiaan seperti kekerasan, hukum yang tidak berpihak
pada rakyat, pendidikan, gizi buruk, kelangkaan pangan dan keamanan.
Sebagai
alat kontrol sosial maka pers yang ideal mestinya tidak lagi menyuarakan
kepentingan-kepentingan kelompok, pers dengan demikian bisa menjadi alat yang
dapat menyuarakan kepentingan dan aspirasi masyarakat secara luas dalam
menyikapi kebijakan-kebijakan penyelenggaraan negara. Meski disadari bahwa
tampilan pers dalam menyuguhkan sebuah informasi (realitas media) tidak pernah sama persis dengan
kenyataan yang sebenarnya (realitas obyektif). Mereka para penganut reflectife theori meyakini betul bahwa
pers merupakan cermin dari realitas sosial, budaya maupun politik yang ada.
Padahal antara realitas media dengan realitas sosial belum pernah identik. Apa
yang ditampilkan pers tidak llebih dari second
hand reality (realitas tangan kedua).
sebuah organisasi yang besar dan mapan tentu saja
harus memetakan persoalan dan kerja-kerja organisasinya dalam pencapaian tujuan
organisasi dan amanah yang diemban kepada kepengurusan organisasi tersebut. Hal
ini sebagai bagian eksistensi dan kemapanan berorganisasi. Badab eksekutif
mahasiswa (BEM) merupakan sebuah organisasi intra kampus terbesar di kampus. Eksistensinya dalam
menjaga nafas organisasi dan membentuk perkaderan yang konsistens dalam
mengembalikan roh mahasiswa dalam mengembangkan pers mahasiswa selama ini tidak
terbukti efektif, karena hingga saat ini roda organisasi dan perkaderan sebagai
ujung tombaknya tetap eksis walaupun ada riak dan perbedaan yang terkadang
menajam, namun itu merupakan dinamika dan tantangan tersendiri yang harus
dihadapi oleh mahasiswa.
Mahasiswa masih diharapkan perannya dalam
memperjuangkan kepentingan masyarakat. Salah satunya adalah Lembaga Pers
Mahasiswa yang secara langsung membela dan memperjuangkan kepentingan Pemuda,
Mahasiswa dan Masyarakat secara umum.
Pers mahasiswa sebagai wadah pembelajaran bagi mahasiswa, namun disisi
lain juga sebagai media pergerakan yang cukup ideal untuk dipergunakan. Sejauh
perjalanan organisasi kemahasiswaan (intra kampus), kami akui begitu lemah
dalam melakukan bargaining pada tingkatan konsep disebabkan profesionalitas
memahami realitas yang sangat jauh dibawah standar. Ketidak berdayaan mahasiswa
kirannya perlu menjadi pertanyaan dan persoalan bersama sehingga terciptanya
arah maupun kerangka aksi bersama yang patut untuk menyelamatkan komponen
pembaharu ini dari keterpurukan.
Pers
mahasiswa merupakan wadah sekaligus instrument yang harus mampu memberikan
sumbangsih yang bermanfaat, baik kepada STIKOM Muhammadiyah sendiri sebagai
lembaga lembaga profesi, maka pers mahasiswa dengan segala potensi, yaitu
semangat intelek, jurnalis, profesional, kritis, dinamis dan idealis akan mampu
menjawab kejenuhan eksistensi mahasiswa untuk terus mengembangkan kreatifitas
diri, penulis, pemikir, dan melahirkan jiwa dan semangat interpreneurship.
Untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan kreatif, inovatif sebagai upaya melakukan
pembaharuan lembaga yang profesional sebagai bagian dari derasnya arus tuntutan
dan tantangan bangsa serta dalam rangka merumuskan strategi dan kebijakan
organisasi untuk mengantisipasi datangnya tantangan maka perlu diadakan
pembenahan-pembenahan disana sini, untuk itu butuh kerja sama yang baik dari
semua unsur yang ada di lembaga ini untuk. Mewujudkan visi dan misinya menuju
masyarakat papua yang cerdas, sejahtera mandiri dan maju bersama. SEMOGA