Rabu, 16 Oktober 2013

Pers Mahasiswa Adalah Aset Yang Terkubur


 
Oleh: Robertus Nauw


 Sebagai salah satu Sekolah Tinggi Komunikasi Pertama Di tanah Papau, membuat STIKOM Muhammadiyah Jayapura menjadi sekolah tinggi yang banyak diminati pemuda yang bercita-cita  ingin menjadi jurnalis. Yang terkenal dengan disiplin ilmu Komunikasi massa (Jurnalistik) dan disiplin penyiaran, dua jurusan yang diyakini mampu menciptakan mahasiswa menjadi jurnalis yang handal dibidangnya.  Dimana hal ini (proses pembelajarannya) bisa dilihat lewat aktifitas belajar mengajar. Di kampus tersebut semakin, disamping itu lembaga perguruan tinggi pun selalu berbenah mengikuti tuntutan zaman (kemajuan). Namun yang menjadi janggal dan menciptakan pertanyaan besar adalah bagai mana mungkin ilmu itu dapat diterapkan di masyarakat kalau hanya sebatas teori melulu. Selama empat tahun mahasiswa menuntut ilmu tanpa melakukan sebuah pelaksaan secara nyata di lapangan. Bukankah Ilmu itu harus seimbang antara teori dan praktek? Kita (Akademisi dan mahasiswa) itu sendiri perlu banyak berbenah, ini sebuah kritik untuk lembaga perguruan tinggi yang tidak memberi ruang atau wadah (lembaga pers mahasiswa) bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang bertahun-tahun ditekuni di kampus.
Alasan Pers mahasiswa adalah aset yang terkubur, karena lembaga ini sendiri bergeming sebagai sekolah tinggi kounikasi, anehnya tidak meiliki lembaga pers mahasiswa kalaupun ada itu hanya sebatas mading namun, tidak terurus dengan baik (profesional). Dan Sebagai salah satu Organisasi senat mahasiswa yang lebih dikenal dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)  adalah organisasi intra kampus, dapat berfungsi sebagai pusat aktifitas dan kerja organisasi di kampus sebagai wadah dalam mendidik mahasiswa untuk berorganisasi. mengingat urgennya  BEM bagi mahasiswa, maka pendidikan dan pembelajaran memerlukan  penanganan  secara  khusus dan sistematis, melalui  berbagai kegiatan yang di rancang. Organisasi Badan Eksekutif mahasiswa (BEM)  dalam menyiapkan mahasiswa yang mandiri dan berkarakter, guna menghadapi persaingan Lokal, nasional dan global diera Reformasi dan Demokrasi, sejati-nya, sebagai anak bangsa Indonesia yang hidup kaya dengan sumber daya alam (SDA). Tentu menuntun berbagai pihak untuk berkompetensi. Namun pihak lembaga dan mahasiswa lebih pada retorika semata dan jauh dari yang namanya menulis (pengembangan pers mahasiswa) sebagai wadah unuk berlatih mempertajam disiplin ilmu mahasiswa sebagai ahli dibidang jurnalistik.
ini sebuah realita yang jauh dari sebuah fakta tentang, sekolah tinggi ilmu komunikasi (STIKOM) muhammadiyah jayapura hadir untuk  dan menyiapkan sumber daya manusia di pelbagai disiplin ilmu, pada sendi kehidupan dengan  konsentrasi; bidang Konsentrasi; Publik Relations(S-1), -Konsentrasi Jurnalistik (S-1), dan Konsentrasi  Brokesting /Penyiaran (S-1). Dalam  kemandirian  papua  dan bangsa Indonesia, pada  persaingan disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi (teknologi komunikasi) mahasiswa sekolah tinggi ilmu  komunikasi  (STIKOM) muhammadiyah jayapura  guna menciptakan manusia papua yang berkwalitas di bidangnya dan berahlak muliah, dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa (papua) yang siap kerja dipelbagai lembaga. pemerintahan baik negeri dan swasta, guna berperan sebagai sarjana Komunikasi yang siap membangun Papua dan menciptakan  kedamaian  ditanah  papua,  dan bangsa Indonesia seutunya. 
Sebenarnya adalah peluang yang besar dalam menciptakan mahasiswa sebagai seorang jurnalis yang handal dan menguasai bidangnya sebagai mahasiswa komunikasi. Bertolak dari pemkiran diatas; bahwa, pengalokasian  kebutuhan organisasi,  perancangan kegiatan yang mengakomodir kebutuhan mendasar mahasiswa. Untuk menyalurkan kreatifitas sebagai mahasiswa untuk terus berlatih sebagai seorang jurnalis, dan melahirkan   pemikiran yang cemerlang serta penerapan ide terbaik di bidannya sehingga hasil  yang diinginkan akan berdaya guna, kepada pihak yang membutuhkan. kiranya ini merupakan  amanah dan kepercayaan terhadap tugas yang diemban kepada kami, sehingga sedapat mungkin sekretariat mempunyai fungsi ganda untuk membangkitkan optimisme dan mahasiswa sebagai jurnalis. Bukan hanya sebatas teori namun lebih pada pelaksanaan yang nyata di lapangan.
Organisasi sebagai wadah perkaderan dalam membentuk  karakter  kader  yang  mandiri. Sebagai organisasi mahasiswa yang mengklaim diri sebagai wadah pendidikan dan wadah Perkaderan mahasiswa, yang mampu mengaplikasikan ilmu dengan pola kemandirian kreatifitas di bidangnya. Wadah berkumpul dalam menyatuka pikiran untuk membangun kerangka  Kerja  berjaringan antara sesama mahasiswa, pada internal dan eksternal dalam pencapaian tujuan bersama. Membangun Konsolidasi Mahasiswa guna mendorong proses pembangunan ditanah papua dalam menciptakan perdamaian dan Keadilan papua dalam kesatuan  bangsa Indonesia. Mengupayakan gerakan mahasiswa yang berbasis Intelektual lewat pers mahasiswa. Meningkatkan pemahaman mahasiswa STIKOM terhadap ilmu Konsentrasi pada tiap bidang dalam implementasinya. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa terhadap fungsi dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa dibidang komunikasi. Menanamkan semangat loyalitas dan dedikasi mahasiswa terhadap Kampus, (STIKOM Muhammadiyah Jayapura.  Meningkatkan pemahaman mahasiswa pada dunia Kerja Pers  dan Jurnalistik, pada media Cetak dan Elektronik. Adanya pemahaman/hasil  input dari mahasiswa tentang  cara penggunaan dan pemanfaatan alat Komunikasi yang baik dan benar. Tidak hanya di teori namun lebih pada praktek atau pelaksaan di lapangan.
Cara terbaik untuk meningkatkan sebuah kemampuan adalah dengan terus melakukannya dan berlatih. Contoh sederhana seorang sopir akan mahir mengendarai mobilnya, bila setiap hari dia selalu berada di balik kemudi. Untuk Praktik, praktik dan praktik. Sesekali saja dia membaca buku atau bertanya kepada orang lain, untuk menyempurnakan caranya berkendara. Sesekali pula dia melihat orang lain melakukannya, lalu dia tiru. Begitupun menulis. Menulislah terus, dalami teori dan perbanyak  praktik, praktik dan seterusnya. Sebagai seorang yang ahli di bidang komunikasi, kita selalu memperbaiki kemampuan dengan cara itu. Agar selalu menulis setiap saat, karena telah ada media yang kita miliki untuk berlatih. Dengan cara itu, saya yakin kemampuan kita sebagai seorang jurnalis nantinya akan selalu (sedikit) berubah ke arah yang lebih baik. Tentu saja dengan sejumlah kegiatan penjunjang lainnya.
Agar pandangan yang kita yakini pers sebagai alat kontrol sosial memiliki kesesuaian dengan penguatan gagasan bahwa pers (pers mahasiswa) sebagai pilar dalam demokrasi dan merupakan institusi yang berpengaruh terhadap tiga pilar lainnya dalam tata kepemerintahan (Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif) yang dapat memainkan peranan dalam kaitannya dengan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik masyarakat. Dengan posisi tersebut, maka pers  layak menjadi suatu kekuatan yang dapat mendukung sebuah transformasi sosial. Namun sekali lagi, pers tidaklah berdiri sendiri. Pers harus dilihat dan didudukkan dalam konteks sosiologis masyarakat secara keseluruhan, karena transformasi masyarakat memerlukan sebuah konstruk dan struktur sosial, budaya, ekonomi dan politik tertentu. Dengan kata lain, pers barangkali harus disejajarkan dengan merebaknya isu-isu kemanusiaan seperti kekerasan, hukum yang tidak berpihak pada rakyat, pendidikan, gizi buruk, kelangkaan pangan dan keamanan.
Sebagai alat kontrol sosial maka pers yang ideal mestinya tidak lagi menyuarakan kepentingan-kepentingan kelompok, pers dengan demikian bisa menjadi alat yang dapat menyuarakan kepentingan dan aspirasi masyarakat secara luas dalam menyikapi kebijakan-kebijakan penyelenggaraan negara. Meski disadari bahwa tampilan pers dalam menyuguhkan sebuah informasi (realitas  media) tidak pernah sama persis dengan kenyataan yang sebenarnya (realitas obyektif). Mereka para penganut reflectife theori meyakini betul bahwa pers merupakan cermin dari realitas sosial, budaya maupun politik yang ada. Padahal antara realitas media dengan realitas sosial belum pernah identik. Apa yang ditampilkan pers tidak llebih dari second hand reality (realitas tangan kedua).
sebuah organisasi yang besar dan mapan tentu saja harus memetakan persoalan dan kerja-kerja organisasinya dalam pencapaian tujuan organisasi dan amanah yang diemban kepada kepengurusan organisasi tersebut. Hal ini sebagai bagian eksistensi dan kemapanan berorganisasi. Badab eksekutif mahasiswa (BEM) merupakan sebuah organisasi intra kampus  terbesar di kampus. Eksistensinya dalam menjaga nafas organisasi dan membentuk perkaderan yang konsistens dalam mengembalikan roh mahasiswa dalam mengembangkan pers mahasiswa selama ini tidak terbukti efektif, karena hingga saat ini roda organisasi dan perkaderan sebagai ujung tombaknya tetap eksis walaupun ada riak dan perbedaan yang terkadang menajam, namun itu merupakan dinamika dan tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh mahasiswa.
Mahasiswa masih diharapkan perannya dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Salah satunya adalah Lembaga Pers Mahasiswa yang secara langsung membela dan memperjuangkan kepentingan Pemuda, Mahasiswa dan Masyarakat secara umum.  Pers mahasiswa sebagai wadah pembelajaran bagi mahasiswa, namun disisi lain juga sebagai media pergerakan yang cukup ideal untuk dipergunakan. Sejauh perjalanan organisasi kemahasiswaan (intra kampus), kami akui begitu lemah dalam melakukan bargaining pada tingkatan konsep disebabkan profesionalitas memahami realitas yang sangat jauh dibawah standar. Ketidak berdayaan mahasiswa kirannya perlu menjadi pertanyaan dan persoalan bersama sehingga terciptanya arah maupun kerangka aksi bersama yang patut untuk menyelamatkan komponen pembaharu ini dari keterpurukan.
Pers mahasiswa merupakan wadah sekaligus instrument yang harus mampu memberikan sumbangsih yang bermanfaat, baik kepada STIKOM Muhammadiyah sendiri sebagai lembaga lembaga profesi, maka pers mahasiswa dengan segala potensi, yaitu semangat intelek, jurnalis, profesional, kritis, dinamis dan idealis akan mampu menjawab kejenuhan eksistensi mahasiswa untuk terus mengembangkan kreatifitas diri, penulis, pemikir, dan melahirkan jiwa dan semangat interpreneurship. Untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan kreatif, inovatif sebagai upaya melakukan pembaharuan lembaga yang profesional sebagai bagian dari derasnya arus tuntutan dan tantangan bangsa serta dalam rangka merumuskan strategi dan kebijakan organisasi untuk mengantisipasi datangnya tantangan maka perlu diadakan pembenahan-pembenahan disana sini, untuk itu butuh kerja sama yang baik dari semua unsur yang ada di lembaga ini untuk. Mewujudkan visi dan misinya menuju masyarakat papua yang cerdas, sejahtera mandiri dan maju bersama. SEMOGA