Rabu, 14 Mei 2014

Melepasmu



Dibatas resah yang menggumpali hati
Kusematkan berjuta luka kelam
Menghantar kepergianmu dikesunyian malam
Matamu masih saja menenggelamkan rasa.
Dan aku menangisi luka
Dan aku meneriakkan lara
Sementara kamu diam tanpa suara
Sementara kamu hilang tanpa kata.
Aku, disini, sendiri, sepi…..
Aku coba mendaur hidup semampu  hati
Semoga menjadikan kisah kita lenyap
Meski hati kita mencoba melekatkannya..
Maaf telah melepasmu
Maaf telah membunuh kisah kita
Maaf…..

Dalam hening, seikat kenangan mencumbu
Dalam hening, sekelumit gundah merasuk
Dalam hening, sebongkah amarah membara
Dalam hening, setitik asa meredup…
Dalam hening, wajah mencabik hati
Dalam hening, airmata menuang luka
Dalam hening, gelap kian menyelubung lara
Dan dalam hening, hanya wajahmu mengaliri hayal..
Kepergianmu menyiratkan hampa……
Hening, hening dan hening…


Mencari hatimu adalah menyusuri pekat
Dalam arungan gelap, sepi dan berujung mati
Seperti sebentuk resah mencoba pagutkan rindu
Namun keegoanmu menguak airmataku..
Mungkin perenungan ini membias
Kala senyummu hadir mencuri resahku
Dan aku mengakhiri perenungan sejati
Di keterbatasan angan dan nyata..
Terima kasih sudah menyintaiku
Beri kenyamanan dan kenyamanan
Bagi hati yang terluka ini
Jangan lagi ada airmata…..

Malam ini seperti malam sebelumnya
Dimana sepi kian mencakari wajahku
Dan rindu kian mencengkerami hatiku
Adakah kau dengar ungkap resah ini?
Aku mencoba menepis lara lewat bayangmu
Namun kian merepih lewat nyata jauhmu
Sekiranya kau tahu….
Bahwa aku sangat ingin mendekap hati dan tubuhmu..

Aku mencarimu dalam malam
Aku mencarimu dalam gelap
Aku mencarimu dalam sepi
Aku mencarimu dalam mati.
Aku mencarimu dalam rindu
Aku mencarimu dalam hati
Aku mencarimu dalam hampa
Aku mencarimu dalam kidung.
Aku selalu mencarimu
Sebab kamu adalah bagian dariku.

Tuhan….
Aku ingin kembali padaMU
Ingin ada didekatMU
Ingin ada didekapMU
Ingin ada disisiMU…
Karena kutahu pasti
KAU TIADA AKAN PERNAH MELUKAI HATIKU….

Aku membias dalam keramaian
Bayangmu meludahi kesedihan hati
Dan aku terjatuh dalam kesalahan rasa
Membuat segalanya dipenuhi tanda tanya!
Jika aku tidak lagi menyinggahi hatimu
Jika aku bukan sebagai impian indahmu
Jika aku bukan pilihan terbaikmu
Mengapa kamu menahan langkahku!!!

Haruskah kita menabur diam
Sementara hati mulai merepih dalam damai
Haruskah kita memagut luka
Sementara hati mulai meluruh dalam indah.
Dan waktu yang berjalanpun menahan resah
Aku mencari dalam setiap lekuk tubuhmu
Sebab ditiap lekukannya kutemui dahaga
Merengkuh biasan penuh kesejukan.
Maka tersenyumlah dengan lembut
Senyum itu selalu menjadi bagian asaku
Senyum itu selalu menjadi bagian hatiku
Senyum itu selalu menjadi bagian hidupku
Senyummu, duhai kasihku……..


Ada yang kurasa saat malam hadir
Ketika keterpurukan menghantui hati
Dan dirimu hadir lewat bayang
Adakah lintasanmu merajai sukmaku?
Sementara malam kian pekat membahana
Terengkuh sudah kesunyian dalam hamparan
Mencabik lara dalam sekam kerinduan
Mencoba menjarahmu namun hampa.
Aku dan kamu dalam bayang
Mungkin itulah yang terbaik
Saat hati menjarah pekat
Saat aku menjarah hatimu….

Malam menepati janjinya
pekat dan sunyi kembali melaruti alam
dan aku mencoba merambahnya lewat untai
dan aku mencoba merambahnya lewat bait.
Gelisah, bimbang dan penat
seolah berlomba memasuki kepingan hati
terpatri didalamnya membentuk setoreh luka
luka yang belum juga mau pergi.
Haruskah kuikuti rambahan malam?
sementara hati kecilku berharap sang benderang
Ya, kemanakah hati ini harus bertaut?
Pada kegelapan ataukah sang benderang?
Dan malam ini
Toh aku tetap merambah malam….
Mungkin inilah takdir.
Aku sangat menyintai malam dan kegelapan…