Di
ujung malam bersisian gundah
Aku masih saja menggumuli pekat
Dalam buaian desir lewat terpa sang angin
Kesunyian pun kian menampar hati.
Aku masih saja menggumuli pekat
Dalam buaian desir lewat terpa sang angin
Kesunyian pun kian menampar hati.
Sementara
gerimis mulai meluruh jatuh
Rintiknya menghantar irama sendu dikedalaman khayal.
Rintiknya menghantar irama sendu dikedalaman khayal.
Dimana
malam ini kau berlabuh?
Lelapkah dalam buaian mimpi?
Atau tengah menekuri cakrawala
Seperti dulu biasa kita lakukan berdua?
Lelapkah dalam buaian mimpi?
Atau tengah menekuri cakrawala
Seperti dulu biasa kita lakukan berdua?
Meradang
aku lantaran tiadamu
Pekik hati seperti tak lagi miliki makna.
Pekik hati seperti tak lagi miliki makna.
Maka
jangan biarkan aku sendiri,
Sebab aku terbiasa denganmu.
Sebab aku terbiasa denganmu.
Maka
jangan biarkan gelap menguasai,
Sebab aku serasa mati…
Sebab aku serasa mati…
Terkadang
dengan tulisan, bisa mengungkap rasa terpendam
Karena dalam untai kata, terselip makna tanpa bias
Dan aku mencoba mengukirnya lewat malam
Menyatu bersama hati dan fikiran, diantara pekat dan dingin.
Karena dalam untai kata, terselip makna tanpa bias
Dan aku mencoba mengukirnya lewat malam
Menyatu bersama hati dan fikiran, diantara pekat dan dingin.
Semoga
saja bisa menabur sedikit kenangan
Agar sepahit apapun, bisa menjadikan hikmah
Sebab hidup adalah perbuatan
Sebab hidup adalah perjalanan.
Agar sepahit apapun, bisa menjadikan hikmah
Sebab hidup adalah perbuatan
Sebab hidup adalah perjalanan.
Sementara
waktu terus menggusur kenangan
Tanpa kepastian, hidup pun terasa sempit
Seperti berlomba menjauhi akhir
Namun tetap pada penantian tiada bertepi..
Tanpa kepastian, hidup pun terasa sempit
Seperti berlomba menjauhi akhir
Namun tetap pada penantian tiada bertepi..
Meniti
pekat dalam hembusan angin malam
Senandung lirihpun meluruhkan rasa
Aku, kamu… Mungkin tak lagi tergapai oleh waktu
Namun penantian ini tetap tergapai oleh bayangan
Senandung lirihpun meluruhkan rasa
Aku, kamu… Mungkin tak lagi tergapai oleh waktu
Namun penantian ini tetap tergapai oleh bayangan
Dan
waktu tetap mencurah lewat detak jam
Dan kamu begitu saja melewatinya
Dan aku disini, sendiri, sepi…
Hanya bisa membayangi rautmu lewat gemintang..
Dan kamu begitu saja melewatinya
Dan aku disini, sendiri, sepi…
Hanya bisa membayangi rautmu lewat gemintang..
Malam
kian menjurang
Aku masih saja menggeluti bayangmu
Aku masih saja merangkulmu lewat bisikan malam
Sanggupkah kau merasakannya?
Aku masih saja menggeluti bayangmu
Aku masih saja merangkulmu lewat bisikan malam
Sanggupkah kau merasakannya?
Detik
melantun dalam irama lara
Saat dimana kuharus menuntaskan asa padamu
Ketika tersibak kisah ini pada hamparan lain
Yang sebelumnya telah kau sambangi penuh kasih.
Saat dimana kuharus menuntaskan asa padamu
Ketika tersibak kisah ini pada hamparan lain
Yang sebelumnya telah kau sambangi penuh kasih.
Jarak
kitapun kian terhempas jauh
Mengurung kisah dalam tebaran airmata
Mengusung keranda cinta pada pemakaman
Kita hanya bisa terdiam…. Diam…. Diam….
Mengurung kisah dalam tebaran airmata
Mengusung keranda cinta pada pemakaman
Kita hanya bisa terdiam…. Diam…. Diam….
Kau
ungkap hidup tanpaku hampa
Benarkah?
Kuludahi hampamu dalam pekat
Sebab kau tidak akan pernah hampa!
Benarkah?
Kuludahi hampamu dalam pekat
Sebab kau tidak akan pernah hampa!
Andai
aku memutuskan tuk pergi
Tak terkisah betapa lega hatimu…
Tak terkisah betapa lega hatimu…
Dan
aku disini bagai seonggok bangkai hidup…