Selasa, 22 Oktober 2013

Orang Maibrat Harus Berjalan Dalam Visi Kekekalan Tuhan


Oleh: Robertus Nauw


Nasip maybrat hari ini ditentukan oleh empat hari ini, empat hari dimana ribuan masyarakat maybrat berkumpul untuk menggugah hati TUHAN di altar papua barat (manokwari), dari tanggal 18-21 Oktober 2013 di Aula UNIPA Manokwari. Semua musuh diperdamaikan dari tiga wiyaha distrik besar di maybrat. Maybrat sangat istimewa pertama hari kudus orang YAHUDI adalah hari raya pondok daun 21 Oktober sedangkan bagi mayrat 21 Oktober
adalah hari dimana perjanjian rasul Ruben Rumbiak dengan lima raja maybrat untuk mendengar suara TUHAN. yang kedua hari ini orang maybrat memaklumatkan perayaan Tahun Yobel dalam bilangan Alkitab yakni 7x7 tahun sabat, dan 50 tahun bagi papua harus dirayakan oleh bangsa papua dan perayaan itu salah besar kalau dilakukan di luar agenda TUHAN.

Ev Marthen Su, S.Th mengatakan bicara tentang Israel bicara tentang hati Tuhan, bicara papua (maybrat) bicara pikiran Tuhan, orang israel harus kembali kepada maklumat sinai yang disampaikan oleh Tuhan kepada Mussa, dan orang maybrat harus kembali ke maklumat Theo fani yang disampaikan oleh rasul maybrat Ruben Rumbiak. orang israel memiliki tabut perjanjian, orang maybrat memiliki wiyon atau tabernakel. hanya saja menurut pembicara lulusan wiyon hari ini ingat diri gunakan mahakarya elohim ini untuk hal-hal yang negatif, seandainya orang maybrat kembalikan tabernakel (wiyon) kepada Tuhan dengan mengerti rencana Tuhan yang paling dalam tidak ada kegaduhan saat ini. 

 nyanyian senandung jiwa dari negeri ra bobot (maybrat) harus diperdengarkan kembali yakni pujian-pujian tentang sion dan Yerusalem Israel yang sebelumnya dinyanyikan oleh alam dan leluhur maybrat seperti Majaf, Foi, Karok, Kontaif, dan Har adalah kumpulan burung surga dan burung peradaban yang selalu tiap-tiap hari dengan kombinasi waktu memberikan kicauan untuk memuji pecipta alam semesta Allah Israel disaat rakyat dan manusia maybrat lupa akan Tuhannya. padahal Wiyon, Siwa dan oron tritunggal Allah maybrat adalah Allah semua suku bangsa yakni Allah Israel hanya saja masyarakat salah menggunakan hal itu untuk hal-hal sementara (berkat kehidupan) dan mengabaikan tujuan kekal. ra bobot ra kinyah adalah satu hal yang tidak perlu ada dinegeri yang menangkap denyut hati Tuhan yang paling dalam ini.

            akan ada suatu masa dimana danau di maybrat akan kering, hutan dan alam maybrat akan berhenti memberikan penghidupan kepada rakyat, jika manusiannya masih mementingkan diri sendiri, sombong dan angkuh terhadap sesama. maybrat bukan hanya Ayamaru, aitinyo dan aifat karena masih ada suku mare. yang lasim disebut meyah dibagi berdasarkan tata gramar bahasa, may brat, may te, may maka dan  meyah Tugas terbesar maybrat saat ini mengawal firman Tuhan, bukan mengawal kepentingan pejabat dan lain-lain 

Nubuatan yang lasim disebut Theo Fani oleh orang Maybrat yakni Penampakan Tuhan Semesta Alam Adalah Elohim (Allah) Israel, Kepada Rasul Maybrat, Ruben Rumbiak asal Biak Papua, pada 21 Oktober 1951 “Aku Adalah Alfa Dan Omega” Menyampaikan Kepada Hambaku, Ruben Rumbiak Sampaikan Kepada: Abraham Kambuaya, Simon Isir, Piter Howay, Markus Salosa, Habel Tamunete. Bahwa “Pemuda-Pemudinya (Daerah Ayamaru, Aitinyo, Aifat) Nanti setelah: 10 tahun, 15 tahun, 25 tahun dan 30 tahun Akan Menjadi  Manusia-Manusia Pembangun Di New Guinea.” tetap Peliharalah: Kesatuan, Kerendahan Hati, Kasih Dan Kehormatan Kepada Semua Orang. Karunia Tetap Menjadi Milik Turun-Temurun (Sumber, Renungan hotbah ev. Marthen Su, S.Th,  2012)