Senin, 25 November 2013

STOP Korbankan Buruh


Oleh: Robertus Nauw


Memilih pemimpin yang memberi nilai bagi hidup dan kehidupan, adalah tulisan tentang sebuah tinjauan perspektif mengenai dinamika politik masyarakat akar rumput di Papua Barat, lebih khusus politik masyarakat akar rumput di Kota Sorong. yang mana penulis sudah proyeksikan kepemimpinan walikota sekarang (Drs. Ec Lambert Jitmau) jauh sebelum menjadi kandidat calon walikota, tulisan yang sempat terbit di Media Papua-Manokwari Edisi Jumat, 12 Agustus 2011 ini, perlahan menurut penulis mulai terbukti, membawa secerca harapan kepada Primordial di akar rumput  seperti para pengangguran, tukang ojek, tukang parkir, petani, nelayan, penjual sayur, sopir taksi, buruh bangunan, tenaga kerja bongkar muat atau buruh pelabuhan, tukang pemecah batu gunung, pekerja pasir dan lain sebagainya, yang penulis tidak sebutkan. Namun isu-isu pembangunan saat ini masih akan tetap menarik, walau itu dikalangan primordialisme dan marginal, tetapi ingat isu promordial dan marginal juga sesungguhnya adalah bagian dari representasi kelompok terpinggir yang ingin diakui dalam kontestasi politik lokal di Kota Sorong.
Karena pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang menjaga dan meyakinkan publik dengan  membangun Kota Sorong dan menjawabnya dengan komitmen dan tindakan yang konkrit. problematika pembangunan daerah Kota Sorong lebih pada solusi dan strategi pembangunan menuju kesejahteraan dan kemajuan dalam hal ini untuk membangun Kota Sorong menjadi kota yang diinginkan.
Kia harus mengakui, kota sorong tidak punya kekayaan dibawa peru bumi, tidak punya hutan sekelas kabupaten lain, apalagi pariwisata alam yang menyaingi bahkan melebihi wisata bahari raja ampat, namun TUHAN semesta alam adalah Allah Israel, tidak sedang tidur waktu menjadikan kota sorong, kota yang menjadi pintu gerbang di ufuk timur. Sebagai pusat pelabuhan bagi papua dan papua barat, dalam konteks sorong raya, harus juga diakui aktifitas container yang ada di pelabuhan sorong, sesungguhnya hanya transit bagi daerah sekitar seperi Raja Ampat, Bintuni, Sorong Selatan, Kabupaten Sorong, Kota Sorong Dan Maibrat, sejumlah barang dan jasa milik kabupaten lain yang tidak mungkin kapal kontainer dan kapal PELNI singgah disana.
Barangkali itu yang membuat Kota Sorong terkenal dengan kota pelabuhan, dan juga pusing sebagai kota pelabuhan. (karena sampah container) kota industri, kota jasa dan kota industri rumahan, semua demi mensejahterakan warganya dari semua aspek baik pendidikan, kesehatan, pemenuhan kebutuhan dasar berupa sandang pangan dan papan. Hal ini yg harus di prioritaskan dan pembukaan lapangan kerja baru, bagi masyarakat untuk mengurangi jumlah warga miskin kota, terus menjadi suatu perenungan yang panjang bagi pemimpinan.
Kota ini relatif kecil dan tidak luas (luasnya hanya 1.105 kilo meter persegi) di banding kota-kota lain, dan tidak punya sumber daya apa-apa (SDA). Maka yang dieksploitasi adalah sektor jasanya.
ini adalah sebuah tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat dalam memilih sosok pemimpin kemarin, pemimpin benar-benar memiliki visi yang kuat untuk menata pembangunan secara cerdas dan dedikasi dengan menggunakan asas kebersamaan dengan seluruh komponen masyarakat Kota Sorong. Mengarahkan pembangunan yang memacu kesejahteraan hingga ke strata yg lebih baik, ini aset utama pembangunan Kota Sorong.
Sumber utama pembangunan Kota Sorong adalah sumber daya manusia sebagai andalan pembanunan bagai mana strategi dan pola pemberdayaan? Apakah benar teori yang mengatakan karena keterbatasan (kelangkaan sumber daya alam) itu yang mendorong mereka bekerja keras dan cerdas, kalu teoti itu benar inilah yang sesungguhnya menjelaskan bahwa masyarakat perlu bijak dalam mengambil pilihan. Apalagi masyarakat Kota Sorong sangat heterogen dengan berbagai etnisitas seluruh nusantara dan etnisitas seluruh Papua, aset utama pembangunan yang perlu di berdayakan optimal oleh setiap pemimpin adalah jadikan masyarakat sebagai agen of defelopmen. Masyarakat harus di jadikan sebagai subyek pembangunan, masyarakat Kota Sorong harus di bangun dalam dimensi kualitatif agar produktif mandiri di atas kaki sendiri dan menjadi subyek pembangunan, bukan manusia sekedar objek pembangunan. 
Untuk itu, memberdayakan masyarakat akar rumput dengan memberi modal usaha dengan bunga yang kecil, meningkatkan dan mengembangkans sektor industri rumahan dan jasa dan membuka lapangan kerja bagi pengangguran, untuk meningkatkan taraf hidup dan mencapai kehidupan yang layak.
Semoga saja dengan keberhasilan kepemimpinan yang ada, disektor bandara udara kota sorong tidak lama lagi di darati oleh penerbangan Garuda Indonesia, ini adalah sebuah apresiasi penting yang harus kita berikan kepada pemerintah, karena ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dalam hal ini di sektro jasa. Dan yang menjadi catatan penting saya soal kota pelabuhan, dalam hal ini jasa container menurut saya. Pemerintah pusat perlu memberikan perhatian yang serius untuk pengembangan pelabuhan di kota sorong, terlepas dari kontroversi 2 pelabuhan jasa terbesar yang ada di satu wilayah yakni kota sorong dan kabupaten sorong, pemerintah pusat dan pemerintah daerah kabupaten sorong.      
Sudah saatnya melakukan operasi pekerjaan yang berarti di pelabuhan kontainer di kabupaten sorong, agar pemerintah pusat kembali konsen dengan pengembangan pembangunan  pelabuhan kota sorong. Saran penulis pembangunan manusia dan buruh disekitar pelabuhan adalah hal serius, realita har ini  diapangan nasib buruh pelabuhan ibarat budak, karena tidak ada perhatian berarti dari pemerintah. Baik keselamatan kerja, upah kerja, jaminan kesehatan dan lain sebagainya. Nasib buruh hari ini ironis karena para DPRD kota sorong asik mencuri dan tumpul soal pengawasan.
Hal ini harus diperhatikan Bukankah KEKUASAAN adalah Anugerah Tuhan? karena atas Anugrah Tuhan dan amanat rakyat, sehingga pemimpin itu ada. Atas dasar ini ketika kita berada di puncak kepemimpinan kekuasaan maka jangan menjadi pemimpin yang sukses, akan tetapi jadilah pemimpin yang memberi nilai bagi hidup dan kehidupan. Hidup adalah menghidupkan kehidupan, wujutkan masyarakat Kota Sorong yang sejahtera bersahabat dan dinamis, tidak percaya pada ekonomi Liberal yang merugikan masyarakat kecil yang ada pemerintah perlu menginterfensi pada kemiskinan untuk mengentaskannya secara intens dan cepat, namun tetap menghargai perbedaan. SEMOGA