Bercermin pada pengalaman yang telah terjadi, lanjut Yahya Solossa, bupati harus menetapkan aparatur pejabat yang mampu membantu dan menterjemahkan program dan kebijakan yang ada. Menurutnya, harus yang senioritas, memahami tugas pokok dan fungsi dalam birokrasi, (therite man on therite job) agar dikemudian hari tidak menimbulkan masalah baru.
”Bupati kita yang pertama (Drs Bernard Sagrim, MM) sebenarnya tidak salah, karena ulah pembantunya (SKPD,red) akhirnya mengorbankan bupati,”tandasnya sembari menandaskan bahwa apa yang disampaikan tersebut atas dasar temuan dan atau evaluasi dari pemerintah diatasnya.
“Ada motto yang selalu saya sampaikan dengan bahasa daerah, Awia Uu Jioh Fea, Tija Uu, Ifo yoh fea, artinya siapa lagi saya ini sudah, kapan lagi, sekarang sudah untuk kita bangun Kabupaten Maybrat,”ujar Yahya Solossa.
Dimana-mana orang Maybrat diakui soal persatuan, kesatuan untuk membangun, tetapi di kabupaten sendiri tidak demikian. Hal inilah yang diharapkan oleh Yahya Solossa, harus diakhiri, dan tahun 2015 merupakan tahun rahmat dan pemulihan bagi orang maybrat. Dan kepada Pemerintah Provinsi maupun pusat juga diharapkan untuk memberikan pendampingan terhadap memerintahan di Kabupaten Maybrat.(ris)
sumber: Radar sorong edisi Jum'at, 09 Januari 2015 , 02:15:00