Semua terjadi
bagai mimpi, momen paling berharga bertemu orang-orang yang selama ini memberi
perhatian dan cintanya yang lebih terhadap semua keluh kesahku dalam dunia
menulis, perlahan mulai menjadi kenyataan. inilah kisah hidup yang teramat
berharga. Terkait Pengalaman penulisan kretif bengkel sastara bagi guru dan
siswa se kota sorong, yang dilakukan oleh balai bahasa papua dan papua barat.
Semakin membuat
aku bersemangat, Untuk mengasah sisa mimpi yang belum terbeli. Bersama bengkel
sastra, untuk pengalaman yang kembali membakar harapan akan masa depan yang
lebih baik dalam member kegiatan positif.
Senja itu tepat pukul 04.00 WIT aku
keluar dari ruangan tempat aku dan teman-temanku mengikuti sosialisasi “Bengkel Sastar penulisan
kreatif”. Panas matahari Yang menusuk kulitku seakan menitip pesan untuk pergi tak tau kemana, udara yang segar
membuat kepengapanku seperti hilang di telan bumi. Angin yang bertiup ke arah
ku dengan bunyi sepeda motor yang terus-menerus mengaung ke arah ku. Sesegera
aku mengambil kunci motor dari saku seragamku dan menyalakan motor.
“Novela, duluan yaah!” sapa
kezia teman ku
“tra sama-sama kah” jawab ku
“tidak nov! sudah di jemput da..da.. hati-hati yah” lanjut kezia
“tra sama-sama kah” jawab ku
“tidak nov! sudah di jemput da..da.. hati-hati yah” lanjut kezia
Dengan kecepatan 40 KM ku
mengendarai sepeda motor seperti
layaknya seseorang yang menunggangi seekor kuda dengan penuh percaya diri.
Lampu merah perempatan SPG memakasaku untuk berhenti sejenak menunggu temanya
si hijau menyala. Setelah beberapa menit kemudian lampu hijau menyala tanda aku
di perbolehkan melintas.
“brem..brem..brem” bunyi kendaraan yang berlalu-lalang di sisi kiri dan kananku, membuatku menambah kecepatan menjadi lebih tinggi hingga serasa ingin terbang.
Sesampai di rumah
“kaka minta kunci saya mau
pergi latihan” ujar adikku tanpa memperdulikanku yang sedang di baluti rasa
capek. “ini” balas ku dengan emosi.
aku berjalan menujunkamarku , membuka pintu “ oh Tuhan apa lagi ini “
aku berjalan menujunkamarku , membuka pintu “ oh Tuhan apa lagi ini “
kata ku dengan spotan
dengan sabar aku memperbaiki dan menatanya dengan baik. baru teringat di benakku sesaat setelah membereskan pakian yang berhamburan pada saat pagi tadi sebelum bergegas menigikuti pelatihan “Bengkel Sastra penulisan kreatif” aku sempat menyari segaram sekolah, membongkar seisi lemari dan keranjang tempat aku menaruh pakian kotor.
Rasa lelah yang masih membekas membuatku
tak nyaman , bagiku ruang makan adalah obat yang manjur. aku berlangkah ke sana
dan membuka tudung penutup makanan sekedar untuk menyicipi. serasa memikul
beban dengan berat seratus ton, kekenyangan itu melanda perut mungilku
.
aku masuk ke kamar sambil membuka “ Catatan tentang cerita pendek Yanusa Nugroho” mempelajari dan memahaminya. Aku mengambil beberapa kertas tanpa noda mencoba menuliskan sepatah kata yang terekam sejak awal keluar dari ruangan tempatku mengikuti pelatihan “ Bengkel sastar penulisan kreatif” . Lelah meremuk tubuhku sepeti di tusuk pedang bermata dua. Tetapi aku di dorong rasa tanggung jawab hingga menyelesaikan beberapa bait.
aku masuk ke kamar sambil membuka “ Catatan tentang cerita pendek Yanusa Nugroho” mempelajari dan memahaminya. Aku mengambil beberapa kertas tanpa noda mencoba menuliskan sepatah kata yang terekam sejak awal keluar dari ruangan tempatku mengikuti pelatihan “ Bengkel sastar penulisan kreatif” . Lelah meremuk tubuhku sepeti di tusuk pedang bermata dua. Tetapi aku di dorong rasa tanggung jawab hingga menyelesaikan beberapa bait.
“ Tok..tok..tok..” bunyi ketukan pintu “ syaloom ade mawar” suara tamu yang tedengar dari kamarku “kaka mawar lagi tidur” kata adikku saat membuka pintu dan menjawabnya.
Aku keluar dan melihat ternyata itu kaka
yahya isir seniorku dalam organisasi pemuda di gereja, yang meluangkan waktu
kerja sebagai seorang karyawan swasta perusahaan air minum untuk pekerjaan
Tuhan. Ia membawa beberapa selembaran kertas berisi ayat alkitab, untuk di jual
ke beberapa teman kristiani.
Sepulang ka’ yahya, aku masuk dan
melanjutkan ceritaku tepat pukul 18.30
WIT, aku berhenti menulis untuk beristirahat mengembalikan segudang energiku
yang terkuras.
Saat dalam keadaan tidur “ Gug..gug..gug “ terdengar
suara gongongan anjing yang membuat ku kaget hingga aku terbangun.
Aku merasa jantungku berdetak kencang
seperti kesetrum listrik bertegangan tinggi, tanpa peduli aku melanjutkan tidurku yang pulas. Tedengar beberapa suara
yang menyebut-nyebut namaku,
“olvin ! dimana mawar ? Kenapa dia belum pulang” Tanya ibu pada adik berikut aku
“Dia di kamar,mungkin lagi tidur? Jawab olvin
“dia kemana saja” sambung ayahku dengan lantang.
Karena
mendengar mereka terus-menerus membicarakanku, membuatku menjadi risau dan
keluar, mencoba menjelaskan yang sebenarnya terjadi.
“saya baru saja mengikuti
sebuah pelatihan sastra! Tolong jangan berpikiran buruk kah” kataku dengan
suara lantang.
“lain kali kalau seperti kasih tau” sambung ibu
“iya ma” lanjutku.
“lain kali kalau seperti kasih tau” sambung ibu
“iya ma” lanjutku.
Setelah
itu aku memegang tangan ibu dan mengajaknya ke dalam kamar menunjukan beberapa
buku oleh-oleh Balai Bahasa Provinsi Papua dan Papua barat sebagai bukti dari
perkataanku.
“Nona ko punya buku banyak
sampe” kata ibu
“dari panitia penyelenggara pelatihan ini to “ jawabku
“oh bagus! Ko belajar banyak eh” sambung ibu dengan mengusap pundak mungilku
“dari panitia penyelenggara pelatihan ini to “ jawabku
“oh bagus! Ko belajar banyak eh” sambung ibu dengan mengusap pundak mungilku
Aku
mulai membaca dan memahami buku-buku tersebut yang membuatku menjadi
terinpirasi dan mendapat hal-hal baru untuk melanjutkan cerita tadi.
saat sedang menulis, tubuhku merasa lengket bekas keringat tadi sore, segar air malam membuatku terbang seperti merpati di udara. Tak terasa tepat jam 24:00 seperti biasanya berdoa memberkati orang kudus bangsa Israel, ini adalah keseharian yang ku lewati bersama keluarga.
saat sedang menulis, tubuhku merasa lengket bekas keringat tadi sore, segar air malam membuatku terbang seperti merpati di udara. Tak terasa tepat jam 24:00 seperti biasanya berdoa memberkati orang kudus bangsa Israel, ini adalah keseharian yang ku lewati bersama keluarga.
Sesudah
itu, ya! Kembali lagi bertatapan dengan kawan baruku kertas putih berisi
potongan kalimat, paragraph berharap menjadi beberapa lembar halaman.
”Huah ” empat huruf yang melambangkan kelegaanku
hal yang ku tunggu datang, pekerjaan ku selesai.
”Huah ” empat huruf yang melambangkan kelegaanku
hal yang ku tunggu datang, pekerjaan ku selesai.
Segera
ku matikan lampu, menyalakan kipas angin dan mengambil Smartphone sekedar
membuka Facebook dan mengUpdate sebuah status “ Terimah kasih Tuhan buat
pertolonganMu” me-LogOut dan memutar music sebagai pengantar berlayar di dunia
malam melewati arus mimpi hingga sampai pada pelabuhan pagi.
Dunia kita
tidak akan lengkap sebelum kita menemukan tujuan hidup, karena itu dimensi
terdalam dan hakikat keberadaan diri. dimana kita memiliki satu kesadaran yang
mendalam akan siapa diri kita, dari mana asal, dan kemana akan menuju. Tujuan
hidup adalah kualitas hidup yang kita pilih untuk membentuk sumber energi dan
arah kehidupan. Hidup adalah usaha untuk menemukan tujuan dan berusaha
mencapainnya. Sehingga kita sering dengar “hidup adalah perjuangan dan
pembelajaran.”
aku
bersemangat menghadapi hidup, menunjukan kepada diri ini, betapa besar arti
kehidupan. dengan terus bersekolah. Karena pendidikan adalah pintu keajaiban
lain untuk mengubah dunia, itu sebabnya, aku terus belajar mengejar ilmu dan
memggantungkan harapanku setinggi mungkin.
Berjuang
dengan segala keterbatasan, sabar dan tidak perna menyerah, walau kenyataan
hidup sering tidak berpihak, namun untuk sebuah harapan yang lebih baik. jalani
dengan syukur, sudah menjadi sifatku.
Entah kenapa,
kisah hidup membawa saya begitu menyukai sastra, mengoleksi majalah horison,
membeli buku-buku sajak, pusisi. Gemar membaca membuat aku semakin,
pendiam dan perenung. Sastra pula yang mengajarkan aku “menangis dan
tertawa dalam kesunyian” ketika semua sedih dan bahagia itu datang,
selalu kubahasakan dalam kata dan dijaga oleh setiap halaman yang rapi. (*)
Nama : Novela Asmuruf
SMA : N 1 Kota
Sorong
Tugas : Cerpen
Dipentaskan pada pelatihan Bengkel sastra