Jumat, 18 April 2014

BUKAN BENGKEL BIASA !!




Semua terjadi bagai mimpi, momen paling berharga bertemu orang-orang yang selama ini memberi perhatian dan cintanya yang lebih terhadap semua keluh kesahku dalam dunia menulis, perlahan mulai menjadi kenyataan. inilah kisah hidup yang teramat berharga. Terkait Pengalaman penulisan kretif bengkel sastara bagi guru dan siswa se kota sorong, yang dilakukan oleh balai bahasa papua dan papua barat. 

Semakin membuat aku bersemangat, Untuk mengasah sisa mimpi yang belum terbeli. Bersama bengkel sastra, untuk pengalaman yang kembali membakar harapan akan masa depan yang lebih baik dalam member kegiatan positif. 

Senja itu tepat pukul 04.00 WIT aku keluar dari ruangan tempat aku dan teman-temanku mengikuti  sosialisasi “Bengkel Sastar penulisan kreatif”. Panas matahari Yang menusuk kulitku seakan menitip pesan  untuk pergi tak tau kemana, udara yang segar membuat kepengapanku seperti hilang di telan bumi. Angin yang bertiup ke arah ku dengan bunyi sepeda motor yang terus-menerus mengaung ke arah ku. Sesegera aku mengambil kunci motor dari saku seragamku dan menyalakan motor.

“Novela, duluan yaah!” sapa kezia teman ku
“tra sama-sama kah” jawab ku
“tidak nov! sudah di jemput da..da.. hati-hati yah” lanjut kezia

Dengan kecepatan 40 KM ku mengendarai  sepeda motor seperti layaknya seseorang yang menunggangi seekor kuda dengan penuh percaya diri. Lampu merah perempatan SPG memakasaku untuk berhenti sejenak menunggu temanya si hijau menyala. Setelah beberapa menit kemudian lampu hijau menyala tanda aku di perbolehkan melintas.

“brem..brem..brem” bunyi kendaraan yang berlalu-lalang di sisi kiri dan kananku, membuatku menambah kecepatan menjadi lebih tinggi hingga serasa ingin terbang.

Sesampai di rumah 
“kaka minta kunci saya mau pergi latihan” ujar adikku tanpa memperdulikanku yang sedang di baluti rasa capek. “ini” balas ku dengan emosi.
aku berjalan menujunkamarku , membuka pintu  “ oh Tuhan apa lagi ini “
kata ku dengan spotan

            dengan sabar aku memperbaiki dan menatanya dengan baik. baru teringat di benakku sesaat setelah membereskan pakian yang berhamburan pada saat pagi tadi sebelum bergegas menigikuti pelatihan “Bengkel Sastra penulisan kreatif” aku sempat menyari segaram sekolah, membongkar seisi lemari dan keranjang tempat aku menaruh pakian kotor.

Rasa lelah yang masih membekas membuatku tak nyaman , bagiku ruang makan adalah obat yang manjur. aku berlangkah ke sana dan membuka tudung penutup makanan sekedar untuk menyicipi. serasa memikul beban dengan berat seratus ton, kekenyangan itu melanda perut mungilku
.
            aku masuk ke kamar sambil membuka “ Catatan tentang cerita pendek Yanusa Nugroho” mempelajari dan memahaminya. Aku mengambil beberapa kertas tanpa noda mencoba menuliskan sepatah kata yang terekam sejak awal keluar dari ruangan tempatku mengikuti pelatihan “ Bengkel sastar penulisan kreatif” . Lelah meremuk tubuhku sepeti di tusuk pedang bermata dua. Tetapi aku di dorong rasa tanggung jawab hingga menyelesaikan beberapa bait.


“ Tok..tok..tok..”  bunyi ketukan pintu  “ syaloom ade mawar”  suara tamu yang tedengar dari kamarku “kaka mawar lagi tidur” kata adikku saat membuka pintu dan menjawabnya.

Aku keluar dan melihat ternyata itu kaka yahya isir seniorku dalam organisasi pemuda di gereja, yang meluangkan waktu kerja sebagai seorang karyawan swasta perusahaan air minum untuk pekerjaan Tuhan. Ia membawa beberapa selembaran kertas berisi ayat alkitab, untuk di jual ke beberapa teman kristiani.

Sepulang ka’ yahya, aku masuk dan melanjutkan ceritaku  tepat pukul 18.30 WIT, aku berhenti menulis untuk beristirahat mengembalikan segudang energiku yang terkuras.
Saat dalam keadaan tidur “ Gug..gug..gug “ terdengar suara gongongan anjing yang membuat ku kaget hingga aku terbangun.

Aku merasa jantungku berdetak kencang seperti kesetrum listrik bertegangan tinggi, tanpa peduli aku melanjutkan  tidurku yang pulas. Tedengar beberapa suara yang menyebut-nyebut namaku,

“olvin ! dimana mawar ? Kenapa dia belum pulang” Tanya ibu pada adik berikut aku
“Dia di kamar,mungkin lagi tidur? Jawab olvin
“dia kemana saja” sambung ayahku dengan lantang.
Karena mendengar mereka terus-menerus membicarakanku, membuatku menjadi risau dan keluar, mencoba menjelaskan yang sebenarnya terjadi.
“saya baru saja mengikuti sebuah pelatihan sastra! Tolong jangan berpikiran buruk kah” kataku dengan suara lantang.
“lain kali kalau seperti kasih tau” sambung ibu
“iya ma” lanjutku.
Setelah itu aku memegang tangan ibu dan mengajaknya ke dalam kamar menunjukan beberapa buku oleh-oleh Balai Bahasa Provinsi Papua dan Papua barat sebagai bukti dari perkataanku.
“Nona ko punya buku banyak sampe” kata ibu
“dari panitia penyelenggara pelatihan ini to “ jawabku
“oh bagus! Ko belajar banyak eh” sambung ibu dengan mengusap pundak mungilku

Aku mulai membaca dan memahami buku-buku tersebut yang membuatku menjadi terinpirasi dan mendapat hal-hal baru untuk melanjutkan cerita tadi.
saat sedang menulis, tubuhku merasa lengket bekas keringat tadi sore, segar air malam  membuatku terbang seperti  merpati  di udara. Tak terasa tepat jam 24:00 seperti biasanya berdoa memberkati orang kudus bangsa Israel, ini adalah keseharian yang ku lewati bersama keluarga.

Sesudah itu, ya! Kembali lagi bertatapan dengan kawan baruku kertas putih berisi potongan kalimat, paragraph berharap menjadi beberapa lembar halaman.
”Huah ” empat huruf yang melambangkan kelegaanku
hal yang ku tunggu datang, pekerjaan ku selesai. 

Segera ku matikan lampu, menyalakan kipas angin dan mengambil Smartphone sekedar membuka Facebook dan mengUpdate sebuah status “ Terimah kasih Tuhan buat pertolonganMu” me-LogOut dan memutar music sebagai pengantar berlayar di dunia malam melewati arus mimpi hingga sampai pada pelabuhan pagi. 

Dunia kita tidak akan lengkap sebelum kita menemukan tujuan hidup, karena itu dimensi terdalam dan hakikat keberadaan diri. dimana kita memiliki satu kesadaran yang mendalam akan siapa diri kita, dari mana asal, dan kemana akan menuju. Tujuan hidup adalah kualitas hidup yang kita pilih untuk membentuk sumber energi dan arah kehidupan. Hidup adalah usaha untuk menemukan tujuan dan berusaha  mencapainnya. Sehingga kita sering dengar “hidup adalah perjuangan dan pembelajaran.”  

aku bersemangat menghadapi hidup, menunjukan kepada diri ini, betapa besar arti kehidupan. dengan terus bersekolah. Karena pendidikan adalah pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia, itu sebabnya, aku terus belajar mengejar ilmu dan memggantungkan harapanku setinggi mungkin.

Berjuang dengan segala keterbatasan, sabar dan tidak perna menyerah, walau kenyataan hidup sering tidak berpihak, namun untuk sebuah harapan yang lebih baik. jalani dengan syukur, sudah menjadi sifatku. 

Entah kenapa, kisah hidup membawa saya begitu menyukai sastra, mengoleksi majalah horison, membeli buku-buku sajak, pusisi. Gemar membaca membuat aku semakin,  pendiam dan perenung. Sastra pula yang mengajarkan aku “menangis dan tertawa dalam kesunyian” ketika semua sedih dan bahagia itu datang,  selalu kubahasakan dalam kata dan dijaga oleh setiap halaman yang rapi.  (*)



Nama : Novela Asmuruf
SMA   : N 1 Kota Sorong
Tugas : Cerpen 
Dipentaskan pada pelatihan Bengkel sastra