Sorong, Jubi – Departemen Pemuda Remaja Gereja Kalvari Pentakosta
Misi di Indonesia (GKPMI), Jemaat Betesda Kota Sorong Papua Barat,
menggelar seminar Seminar Budaya Papua, seminar dengan tema ‘Budaya Jati
Diri Bangsa, Ditinjau dari Perspekti Papua-Maybrat’ ini berangkat dari
sebuah perenungan yang panjang dan melihat kondisi kekinian pemuda Papua
di Kota Sorong yang terus lupa akan jati dirinya.
“Generasi Papua di wilayah Kota Sorong kalau tidak diintervensi
melakukan hal positif, mereka akan kehilangan jati diri dan melupakan
identitas budaya bangsanya,” kata Ketua panitia pelaksana seminar,
Robertus Nauw saat ditemui di lokasi seminar di Gereja GKPMI Jemaat
Betesda Rabu, (24/6/2015).
Untuk mencegah hal itu pemuda Papua harus tahu asal usulnya, tahu
tatanan adatnya, tahu budaya, tahu kesenian dan tahu suku dan tahu
bangsanya. “Dengan begitu agar, pemuda Papua di wilayah Kota Sorong
tidak hancur dan tidak memiliki masa depan seperti hewan yang mudah
melupakan adat istiadatnya,” katanya.
Tantangan yang mengancam hilangnya identitas orang Papua di Kota
Sorong saat ini begitu besar mengingat Sorong adalah kota dengan
heterogenitas budaya yang sangat mencolok.
“Lihat saja tidak ada pemuda Papua yang mau bercita cita jadi
pemabuk, namun karena pengaruh perubahan dan pencampuran budaya luar
yang kuat hampir semua generasi Papua di Kota Sorong bercita-cita jadi
pemabuk,” lanjut Robertus Nauw.
Sementara itu pemateri tunggal, Juan Frangk Sagrim, dalam diskusinya
mengatakan generasi Papua ini mahal. “Generasi Papua harus dididik
dengan pendidikan yang bukan tiruan, untuk mengenal identitasnya dan
persatukan semua kekuatan pemuda Papua untuk mengahargai dan mengerti
maksut dan rencana dari sang Maha Tinggi memberikan kita tanah dan
negeri yang kaya namun di garong oleh penggarong sehingga orang Papua
miskin, pemuda harus bangkit mengetahui identitas dan jati dirinya dan
jangan diam.” ujarnya
Ia menambahkan. umat Tuhan di tanah Papua melakukan kesalahan fatal
dalam meluruskan kebenaran dan tidak mengahargai tanah Papua dengan
salah menyebut doa sulung Otow & Geisler di Mansinam
“Dengan nama Tuhan kami menginjak tanah ini” ia mengatakan kalimat
kami menginjak sebenarnya merendahkan tanah & martabat orang Papua
karena dalam terjemahan asli kedua tokoh bagi orang Papua ini hanya
mengatakan Dengan Nama Tuhan Kami Menapaki Tanah Ini “kesalahan seperti
ini secara tidak sadar membunuh identitas orang Papua secara spiritual,”
tandasnya
Seminar yang dihadiri oleh utusan pemuda lingkungan, pemuda gereja,
ikatan mahasiswa, oraganisasi kepemudaan dan oraganisasi mahasiswa di
Kota Sorong ini, dibuka secara resmi oleh Ketua DPC KNPI Kota Sorong,
Tomas Jitmau.
Jitmau mengapresisasi upaya pemuda gereja yang melakukan even positif
ini. “Dengan adanya seminar ini, pemuda Papua harus membuat rekomendasi
penting terkait pengembangan budaya di Kota Sorong yang tentunya akan
sama-sama menjadi hal positif yang dikawal sama-sama baik pemerintah,
organisasi kepemudaan dan pemuda potensial lainnya,” ujarnya. (Niko MB)
sumber : http://tabloidjubi.com/2015/06/24/pemuda-gkpmi-betesda-sorong-gelar-seminar-budaya-papua/