Kamis, 25 Juni 2015

Pemuda GKPMI Betesda Sorong, Gelar Seminar Budaya Papua

Acara  Seminar Budaya Papua yang di Ikuti Pemuda sorong - Jubi , NikSorong, Jubi – Departemen Pemuda Remaja Gereja Kalvari Pentakosta Misi di Indonesia (GKPMI), Jemaat Betesda Kota Sorong Papua Barat, menggelar seminar Seminar Budaya Papua, seminar dengan tema ‘Budaya Jati Diri Bangsa, Ditinjau dari Perspekti Papua-Maybrat’ ini berangkat dari sebuah perenungan yang panjang dan melihat kondisi kekinian pemuda Papua di Kota Sorong yang terus lupa akan jati dirinya.

 “Generasi Papua di wilayah Kota Sorong kalau tidak diintervensi melakukan hal positif, mereka akan kehilangan jati diri dan melupakan identitas budaya bangsanya,” kata Ketua panitia pelaksana seminar, Robertus Nauw saat ditemui di lokasi seminar di Gereja GKPMI Jemaat Betesda Rabu, (24/6/2015).
Untuk mencegah hal itu pemuda Papua harus tahu asal usulnya, tahu tatanan adatnya, tahu budaya, tahu kesenian dan tahu suku dan tahu bangsanya. “Dengan begitu agar, pemuda Papua di wilayah Kota Sorong tidak hancur dan tidak memiliki masa depan seperti hewan yang mudah melupakan adat istiadatnya,” katanya.

Tantangan yang mengancam hilangnya identitas orang Papua di Kota Sorong saat ini begitu besar mengingat Sorong adalah kota dengan heterogenitas budaya yang sangat mencolok.

“Lihat saja tidak ada pemuda Papua yang mau bercita cita jadi pemabuk, namun karena pengaruh perubahan dan pencampuran budaya luar yang kuat hampir semua generasi Papua di Kota Sorong bercita-cita jadi pemabuk,” lanjut Robertus Nauw.

Sementara itu pemateri tunggal, Juan Frangk Sagrim, dalam diskusinya mengatakan generasi Papua ini mahal. “Generasi Papua harus dididik dengan pendidikan yang bukan tiruan, untuk mengenal identitasnya dan persatukan semua kekuatan pemuda Papua untuk mengahargai dan mengerti maksut dan rencana dari sang Maha Tinggi memberikan kita tanah dan negeri yang kaya namun di garong oleh penggarong sehingga orang Papua miskin, pemuda harus bangkit mengetahui identitas dan jati dirinya dan jangan diam.” ujarnya

Ia menambahkan. umat Tuhan di tanah Papua melakukan kesalahan fatal dalam meluruskan kebenaran dan tidak mengahargai tanah Papua dengan salah menyebut doa sulung Otow & Geisler di Mansinam
“Dengan nama Tuhan kami menginjak tanah ini” ia mengatakan kalimat kami menginjak sebenarnya merendahkan tanah & martabat orang Papua karena dalam terjemahan asli kedua tokoh bagi orang Papua ini hanya mengatakan Dengan Nama Tuhan Kami Menapaki Tanah Ini “kesalahan seperti ini secara tidak sadar membunuh identitas orang Papua secara spiritual,” tandasnya

Seminar yang dihadiri oleh utusan pemuda lingkungan, pemuda gereja, ikatan mahasiswa, oraganisasi kepemudaan dan oraganisasi mahasiswa di Kota Sorong ini, dibuka secara resmi oleh Ketua DPC KNPI Kota Sorong, Tomas Jitmau.

Jitmau mengapresisasi upaya pemuda gereja yang melakukan even positif ini. “Dengan adanya seminar ini, pemuda Papua harus membuat rekomendasi penting terkait pengembangan budaya di Kota Sorong yang tentunya akan sama-sama menjadi hal positif yang dikawal sama-sama baik pemerintah, organisasi kepemudaan dan pemuda potensial lainnya,” ujarnya. (Niko MB)

sumber : http://tabloidjubi.com/2015/06/24/pemuda-gkpmi-betesda-sorong-gelar-seminar-budaya-papua/