Aktivis
Lembaga Intelektual Tanah Papua Cabang Sorong Robertus Nauw Mengapresiasi
Kepemimpinan Bupati Kebupaten Sorong DR, Drs Stephanus Malak, M.Si dalam
tiga tahun terakhir canangkan program pendidikan gratis. yang dikenal dengan
Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) oleh masyarakat.
“Pemerintah
Kabupaten Sorong sedang gencar memerhatikan pembangunan di bidang SDM,
dengan memberikan pendidikan gratis kepada siswa SD-SMA se Kabupaten Sorong.
Ini suatu hal yang luar biasa, namun kami menyayangkan Minimnya Pelatihan
Peningkatan Kualitas Guru Pinggiran Dan Daerah Terpencil” Kata Robertus
Nauw dalam sebuah diskusi tentang Rencana Penguatan Baca Tulis ke 20 SD yang
dijadikan sekolah sampel, di wilayah pinggiran dan daerah terpencil di
kabupaten sorong di Aula Emaus Sorong (10/7/2015)
Ia menambahkan, biaya pendidikan
gratis ini benar-benar harus diawasi oleh pemeritah daerah. Dan bukan hanya
persoalan kucuran biaya, namun lebih pada pengawasan teknis di lapangan, perlu
adanya kampanye pendidikan kepada masyarakat untuk terlibat pengawasan dan
kunjungan yang berkala agar kelak program ini memiliki sauatu luaran positif
yang ingin di capai.
Selain beri bantuan untuk
meringankan beban biaya pendidikan bagi anak-anak, pihak pemerintah daerah
kabupaten sorong juga gencar meningkatkan sarana prasarana dan fisik sekolah,
berdasarkan penelitian kami ke 20 sekolah sekolah sampel Ferbuari 2015 lalu,
ternyata pelatihan peningkatan kapasitas guru sangat minim, bahkan tidak ada
pola pelatihan dan peningkatan kapasitas guru yang baik di wilayah pinggiran
dan terpencil
“hampir beberapa tahun terakhir
tidak ada program pelatihan guru dan ini jelas bahaya, kita jangan berharap
pada guru SM3T karena habis kontrak 1 tahun mereka akan pulang kampung, lebih
baik pelatihan rutin bagi guru yang ada di kabupaten sorong, untuk meningkatkan
kualitas dan kapsitas guru jauh lebih efektif, dan pemerintah harus ikut
membantu berikan dukungan bagi lembaga-lembaga kemitraan yang selama ini
konsen kepada peningkatan kualitas pendidikan berada di kabupaten sorong, sebut
saja STKIP Muhammadiyah dan UNICEF partnership program untuk meningkatkan
kualitas ini.” ungkapnya
Ia menambahkan, Pemda telah siapkan
mekanisme yang jelas, untuk melibatkan masyarakat semua harus terlibat untuk
mengawasi kinerja guru-guru di daerah kota yang malas melaksanakan tugas.
Sedangkan bagi guru di wilayah pinggiran dan terpencil di awasi oleh kepala
distrik, kepala kampung dan masyarakat dan tentunya bukan pengawasan yang
utamakan saling kompromi.
Dan saya pikir tahun ini kesempatan
APBD perubahan kabupaten sorong masih terbuka untuk mengakomodir rancangan
pelatihan guru, karena hal ini penting untuk meningkatkan kemampuan guru,
tinggal bagaimana kembali ke dinas pendidkan, Bupati dan DPRD kabupate sorong
untuk melihat hal ini sebagai kebutuhan atau keperluan.
“Kesuksesan ini juga berkat pihak
DPRD-nya yang konsen kepada SDM sehingga semua program ini bisa berjalan dengan
baik, namun kalau tidak ada pengawasan yang baik program ini akan tinggalkan
banyak kekurangan dan tidak ada sesuatu yang kita capai, mengingat tidak semua
sekolah di kabupaten sorong letak di kawasan kota namun banyak sekolah menyebar
di wilayah pinggiran dan daerah terpencil, kalau tidak ada pelatihan guru serta
pengawasan yang ekstra kuat dari pemerintah, pihak DPRD, sampai Kepala distrik,
kepala kampung dan masyrakat maka hasil yang di capai tidak banyak berubah
dengan daerah yang tidak terapkan Program Bosda” Ungkap Robertus Nauw