Jumat, 10 Juli 2015

Sorong: Minim Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru Pinggiran Dan Daerah Terpencil



Aktivis Lembaga Intelektual Tanah Papua Cabang Sorong Robertus Nauw Mengapresiasi Kepemimpinan Bupati Kebupaten Sorong DR, Drs Stephanus Malak, M.Si  dalam tiga tahun terakhir canangkan program pendidikan gratis. yang dikenal dengan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) oleh masyarakat. 

“Pemerintah Kabupaten Sorong sedang gencar  memerhatikan pembangunan di bidang SDM, dengan memberikan pendidikan gratis kepada siswa SD-SMA se Kabupaten Sorong. Ini suatu hal yang luar biasa, namun kami menyayangkan Minimnya Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru Pinggiran Dan Daerah Terpencil”  Kata Robertus Nauw dalam sebuah diskusi tentang Rencana Penguatan Baca Tulis ke 20 SD yang dijadikan sekolah sampel, di wilayah pinggiran dan daerah terpencil di kabupaten sorong di Aula Emaus Sorong (10/7/2015)

Ia menambahkan, biaya pendidikan gratis ini benar-benar harus diawasi oleh pemeritah daerah. Dan bukan hanya persoalan kucuran biaya, namun lebih pada pengawasan teknis di lapangan, perlu adanya kampanye pendidikan kepada masyarakat untuk terlibat pengawasan dan kunjungan yang berkala agar kelak program ini memiliki sauatu luaran positif yang ingin di capai. 

Selain beri bantuan untuk meringankan beban biaya pendidikan bagi anak-anak, pihak pemerintah daerah kabupaten sorong juga gencar meningkatkan sarana prasarana dan fisik sekolah, berdasarkan penelitian kami ke 20 sekolah sekolah sampel Ferbuari 2015 lalu, ternyata pelatihan peningkatan kapasitas guru sangat minim, bahkan tidak ada pola pelatihan dan peningkatan kapasitas guru yang baik di wilayah pinggiran dan terpencil 

“hampir beberapa tahun terakhir tidak ada program pelatihan guru dan ini jelas bahaya, kita jangan berharap pada guru SM3T karena habis kontrak 1 tahun mereka akan pulang kampung, lebih baik pelatihan rutin bagi guru yang ada di kabupaten sorong, untuk meningkatkan kualitas dan kapsitas guru jauh lebih efektif, dan pemerintah harus ikut membantu  berikan dukungan bagi lembaga-lembaga kemitraan yang selama ini konsen kepada peningkatan kualitas pendidikan berada di kabupaten sorong, sebut saja STKIP Muhammadiyah dan UNICEF partnership program untuk meningkatkan kualitas ini.”  ungkapnya 

Ia menambahkan, Pemda telah siapkan mekanisme yang jelas, untuk melibatkan masyarakat semua harus terlibat untuk mengawasi kinerja guru-guru di daerah kota yang malas melaksanakan tugas. Sedangkan bagi guru di wilayah pinggiran dan terpencil di awasi oleh kepala distrik, kepala kampung dan masyarakat dan tentunya bukan pengawasan yang utamakan saling kompromi.

Dan saya pikir tahun ini kesempatan APBD perubahan kabupaten sorong masih terbuka untuk mengakomodir rancangan pelatihan guru,  karena hal ini penting untuk meningkatkan kemampuan guru, tinggal bagaimana kembali ke dinas pendidkan, Bupati dan DPRD kabupate sorong untuk melihat hal ini sebagai kebutuhan atau keperluan.

“Kesuksesan ini juga berkat pihak DPRD-nya yang konsen kepada SDM sehingga semua program ini bisa berjalan dengan baik, namun kalau tidak ada pengawasan yang baik program ini akan tinggalkan banyak kekurangan dan tidak ada sesuatu yang kita capai, mengingat tidak semua sekolah di kabupaten sorong letak di kawasan kota namun banyak sekolah menyebar di wilayah pinggiran dan daerah terpencil, kalau tidak ada pelatihan guru serta pengawasan yang ekstra kuat dari pemerintah, pihak DPRD, sampai Kepala distrik, kepala kampung dan masyrakat maka hasil yang di capai tidak banyak berubah dengan daerah yang tidak terapkan Program Bosda”  Ungkap Robertus Nauw