Kamis, 18 Juli 2013

Potret Wajah Demokrasi Di Maybrat


Oleh: Robertus Nauw

Semua bangsa dibumi ditetapkan batas-batas wialayah sebagai tempat tinggalnya samahalnya dengan masyarakat suku Maybrat, yang suda ditetapkan oleh Tuhan Elohim menempati daerah tengah-tengan kepala burung yang kemudian dikenal dengan ru mana dalam bahasa Maybrat dan sekaligus diberikan hikmat untuk memelihara lengkungan alam sekitar untuk mempertahankan hidup, dengan menjalankan suatu yang diakui dan dipatuhi dan dikembangkan serta dipertahankan secara turun-temurun, oleh warga masyarakat asli yang hidup di wilayah adat Maybrat yang terikat dan tunduk kepada adat.  Lalu apa kaitan tulisan dengan proses pilkada Kabupaten Maybrat kali ini yang membuat Tiada damai di sana, di negri leluhur negeri ra bobot Maybrat. Maybrat adalah sebuah kabupaten pemekaran baru dari Kabupaten Sorong, dibentuk berdasarkan undang-undang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Maibrat di Provinsi Papua Barat. dengan jumlah penduduk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2009, sebanyak kurang lebih 30612 jiwa tanpa dirinci menurut  jenis kelamin. Penduduk Maibrat berdomisili di daerah pedalaman dan bermata pencaharian sehari-hari sebagai petani, dengan polah berkebun masih secara nomaden (berpindah-pindah).
Namun jangan bicara soal politik kepada masyarakat akar rumput di sana (Maybrat), karena perilaku politik adalah perilaku dasar kehidupan sosial masyarakat adat dan komunitas masyarakat adat mempertahankan klan nya akan dilakukan secara politik dan budaya. Dalam kerangka kesosialan masyarakat maybrat adalah dimensi politis yang sudah mengenal lingkaran kelembagaan, sistem-sistem nilai, dan idiologi yang memberikan legtiimasi sebagai individu namun individu itu tidak bisa  hidup dan berkebang berdasarkan kemampuan dirinya semata namun membutuhkan orang lain dan lembaga sosial lain, dengan ini ditandaskan bahwa mahluk sosial itu berhakikat politis maka manusia pun sidebut makhluk politis. Pada dasarnya masyarakat Maybrat telah berpolitik secara nyata lebih dulu dalam kehidupan sosial bermasyarakat, membuat angka kesadaran politik masyarakat Maybrat sangat tinggi. Banyak kajian tentang budaya dan politik telah banyak dilakukan oleh elit politik dan tokoh intelektual masyarakat Maybrat yang mempersepsikan penyebaran budaya dan jalur bermain kain timur (bo), dulu sebagai kearifan politik lokal masyarakat dengan politik sekarang (moderen), seperti prinsip hubungan yang mempelajari hubungan antara litical behavior dengan physical feature. Artinya perilaku politik penduduknya ditafsirkan atau dijelaskan dari keterikatannyadengan gambaran fisik lingkungannya, dimana komunitas masyarakat Maybrat itu hidup yang kemudian diasumsikan dengan budaya politik bermain kain timur sebagai referensi politik moderen. Kalau benar, teori yang mengatakan suku bangsa yang hidup di kawasan pegunungan pada umumnya adalah merupakan bangsa yang kuat, berdisiplin dan bersemangat karena dipengaruhi oleh topografi dan juga faktor fasis (napsu) yang berpengaruh dalam sistem politik. Maka, pendek katanya masyarakat Maybrat telah mengenal politik sejak dulu, lewat kehidupan interaksi sosial masyarakat dalam budaya bermain kain timur.