Oleh: Robertus Nauw
Semua
bangsa dibumi ditetapkan batas-batas wialayah sebagai tempat tinggalnya
samahalnya dengan masyarakat suku Maybrat, yang suda ditetapkan oleh Tuhan
Elohim menempati daerah tengah-tengan kepala burung yang kemudian dikenal
dengan ru mana dalam bahasa Maybrat dan sekaligus diberikan hikmat untuk
memelihara lengkungan alam sekitar untuk mempertahankan hidup, dengan
menjalankan suatu yang diakui dan dipatuhi dan dikembangkan serta dipertahankan
secara turun-temurun, oleh warga masyarakat asli yang hidup di wilayah adat
Maybrat yang terikat dan tunduk kepada adat. Lalu apa kaitan tulisan
dengan proses pilkada Kabupaten Maybrat kali ini yang membuat Tiada damai di
sana, di negri leluhur negeri ra bobot Maybrat. Maybrat adalah sebuah kabupaten
pemekaran baru dari Kabupaten Sorong, dibentuk berdasarkan undang-undang Nomor
13 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Maibrat di Provinsi Papua Barat.
dengan jumlah penduduk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2009, sebanyak
kurang lebih 30612 jiwa tanpa dirinci menurut jenis kelamin. Penduduk
Maibrat berdomisili di daerah pedalaman dan bermata pencaharian sehari-hari
sebagai petani, dengan polah berkebun masih secara nomaden (berpindah-pindah).
Namun
jangan bicara soal politik kepada masyarakat akar rumput di sana (Maybrat),
karena perilaku politik adalah perilaku dasar kehidupan sosial masyarakat adat
dan komunitas masyarakat adat mempertahankan klan nya akan dilakukan secara
politik dan budaya. Dalam kerangka kesosialan masyarakat maybrat adalah dimensi
politis yang sudah mengenal lingkaran kelembagaan, sistem-sistem nilai, dan
idiologi yang memberikan legtiimasi sebagai individu namun individu itu tidak
bisa hidup dan berkebang berdasarkan kemampuan dirinya semata namun
membutuhkan orang lain dan lembaga sosial lain, dengan ini ditandaskan bahwa mahluk
sosial itu berhakikat politis maka manusia pun sidebut makhluk politis. Pada
dasarnya masyarakat Maybrat telah berpolitik secara nyata lebih dulu dalam
kehidupan sosial bermasyarakat, membuat angka kesadaran politik masyarakat
Maybrat sangat tinggi. Banyak kajian tentang budaya dan politik telah banyak
dilakukan oleh elit politik dan tokoh intelektual masyarakat Maybrat yang
mempersepsikan penyebaran budaya dan jalur bermain kain timur (bo), dulu
sebagai kearifan politik lokal masyarakat dengan politik sekarang (moderen),
seperti prinsip hubungan yang mempelajari hubungan antara litical behavior
dengan physical feature. Artinya perilaku politik penduduknya
ditafsirkan atau dijelaskan dari keterikatannyadengan gambaran fisik
lingkungannya, dimana komunitas masyarakat Maybrat itu hidup yang kemudian
diasumsikan dengan budaya politik bermain kain timur sebagai referensi politik
moderen. Kalau benar, teori yang mengatakan suku bangsa yang hidup di kawasan
pegunungan pada umumnya adalah merupakan bangsa yang kuat, berdisiplin dan
bersemangat karena dipengaruhi oleh topografi dan juga faktor fasis (napsu)
yang berpengaruh dalam sistem politik. Maka, pendek katanya masyarakat Maybrat
telah mengenal politik sejak dulu, lewat kehidupan interaksi sosial masyarakat dalam
budaya bermain kain timur.